Bisik kenangan selalu memantau ku
Dalam riuh yang tak kunjung pergi
Memecah menjadi kehampaan
Menggelar sukma dan diobrak abrik ruang hati
Tanpa mengenal lelah
Jiwa yang tabah menggigil dalam kesabaran
Semoga lekas pergi kenangan yang mematikan
Dari ketidakberdayaan wajah yang berbalut lugu itu
Yang seolah-olah memberi kebahagiaan
Namun ia dengan ganasnya menusuk hati ku berkali-kali
Hingga cukup sewindu purnama batin koma menguasaiku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!