Fhalah Syarikah yang akrab di sapa Falah, lahir pada 01 Juli 2001. Ayah nya seorang  wirausaha yang mempunyai toko warung sembako yang bernama Yakub. Ibu nya bernama Romsih sebagai ibu rumah tangga. Falah adalah satu- satunya anak perempuan di keluarga nya, anak pertama dari 3 bersaudara,yang mempunyai dua adik laki-laki.Â
Falah lahir dan di besarkan di kota Bekasi. Tempat itu menyimpan berjuta cerita tentangnya dan kehidupannya. Falah bukan berasal dari keluarga berada. Namun dengan hasil penjualan semabako ayah dan ibunya semua itu dapat mencukupi biaya kebutuhan sehari- hari. Falah juga tidak lupa untuk membantu kedua orang tuanya menjaga warung sembakonya.
Falah masuk sekolah dasar ketika berusia enam (6) tahun, yakni pada tahun 2007. Jarak antara rumah dengan sekolahnya tidak terlalu jauh, biasa nya untuk pergi ke sekolah Falah berjalan kaki yang sedikit memakan waktu. Falah bukan sosok murid yang tergolong pandai, bahkan Falah adalah murid yang mempunyai kemampuan rata- rata.Â
Namun beruntung nya, ayah dan ibunya tidak pernah memaksa ataupun memarahi nya karena tidak pernah mendapat peringkat 10 besar di kelas.Â
Orang tuanya selalu mendukung dan selalu menemaninya ketika falah harus belajar. Hingga pada tahun 2013 akhirnya aku lulus dari sekolah dasar. Suatu hal yang tak pernah Falah duga sebelumnya terjadi di hari kelulusan. Falah di panggil naik ke panggung untuk mendapatkan piagam penghargaan sebagai siswa dengan nilai terbaik ke- tiga. Meskipun tidak menjadi yang terbaik, Â menjadi yang nomor tiga pun itu sangat istimewa untuknya.
Karena selama ini Falah tidak tergolong dalam siswa yang pandai. Semua ini adalah karena do'a dari kedua orang tuanya yang tak pernah berhenti mendoakan.Â
Setelah lulus sekolah dasar, Falah melanjutkan di sekolah menengah yang jauh dari rumah. Setelah masuk di sekolah menengah, Falah mulai menyukai ekstrakulikuler pramuka disekolahnya saat itu. Falah mulai menekuni ekstrakulikuler pramuk tersebut. Falah sering ikut latihan Pramuka di luar jam jadwal ekstrakulikulernya.Â
Ketika sudah rumah pun Falah selalu menyempatkan latihan pramukanya sekedar membuat maket atau pionering. Sesekali, ketika hari libur, Falah membantu ayahnya di warung. Ayahnya selalu mengajarinya cara melayani pembeli yang baik dan mengajari cara-cara menentukan nilai harga yang benar. Falah tidak pernah malu dengan keadaan ayahnya yang sebagai penjual sembako.
Ketika mulai masuk di kelas akhir, yaitu kelas sembilan. Falah membaca pengumuman diadakan nya lomba pramuka tingkat kabupaten. Dimana hadiahnya lumayan menarik. Tidak butuh waktu lama Falah langgsung mengikut lomba tersebut. Namun sebelum mendadtar lomba, tentunya Falah meminta izin kepada ayah dan ibunya, dan ternyata mereka langsung memberikan izin.Â
Esoknya Falah langsung mendaftar kepada kakak pramukanya, dan ternyata masih diadakan seleksi siapa saja yang berhak mengikuti lomba tersebut. Setelah seleksi dilakukan, hasil pengumuman ditempel pada papan pengumuman sekolah. Lima belas orang yang terpilih akan mewakili sekolah kami untuk mengikuti lomba tersebut.Â
Dan ternyata namanya ada di urutan. Nomor delapan, yang artinya falah lolos seleksi. Lomba dilakukan satu setengah bulan lagi dan masih mempunyai waktu yang banyak untuk terus berlatih.Akhirnya hari itu berlangsung dan hal yang tidak sangka, regu pramuka Falah bisa memenangkan Lomba tersebut. Orang tuanya Falah adalah orang yang paling percaya bahwa anaknya akan menjadi pemenangnya. Dan itu memang benar terjadi.