Mohon tunggu...
Humaniora

Atatrk di Mata Orang Turki

15 Maret 2018   16:26 Diperbarui: 15 Maret 2018   16:37 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang tidak kenal dengan Mustafa Kamal Atatrk, founding fatherNegara Republik Sekuler Turki. Jika kita telah membaca sejarah Turki maka sosok yang satu ini adalah orang yang palin  berpengaruh sepenjuru bumi Al-Fatih. Terlepas dari berita kontroversial yang sering kita dengar dari berbagai media tentang  tokoh yang satu ini.

Mustafa Kemal lahir pada tahun 1880 M (1299H) di Bandar Salonika sebuah daerah taklukan Kekhalifahan Turki Ottoman (sekarang bagian Yunani). Sejak kecil Mustafa Kemal sudah menunjukkan bakatnya bahkan nama Kemal sendiri adalah penghargaan yang diberikan oleh gurunya kepadanya. Mustafa Kemal merupakan anak dari pasangan Ali Rize dan Zubeyde. Karier militernya sudah dibangun sejak berusia 12 tahun di Sekolah Tentara Salonika. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademik Tentara Monasitar hingga Mustafa menamatkan sekolah militernya di Istanbul.

Mustafa juga dikenal ahli dalam peperangan, terbukti Ia pernah menjadi komandan di divisi daerah Gallipoli dan ikut andil dalam Perang Dunia 1. Adapun keberhasilan paling diingat adalah ketika Ia berhasil mengorganisir gerakan kuvai miliye(angkatan nasional) sehingga berhasil memunculkan semangat revolusi untuk meruntuhkan kekhalifahan Turki Ottoman.

Kini nama Mustafa berdiri tegak di seluruh pelosok Turki. Fotonya diabadikan di seluruh instansi yang  ada di Turki. SIkap nasionalis bangsa Turki seolah mengingatkan kita bahwa hanya Mustafa lah yang membawa cahaya bagi Turki baru. Lantas bagaimana bisa sosok Mustafa Kemal Atatrk bisa begitu kuat di hati masyarakat Turki?

Dilansir oleh Huriyet Daily News,Yusuf Kanl mengatakan bahwa alasan Mustafa Kemal mendapat tempat di hati semua masyarakat karena usahanya dalam meletakkan batu dasar dalam pembangunan Turki saat itu. Maka tak jarang apabila kita berkunjung ke Turki tak sulit untuk menemukan patung Ataturk yang sedang berdiri tegap karena jasanya yang begitu besar.

Awal bulan November menjadi duka cita bagi seluruh pengikut Ataturk, pasalnya Mustafa harus menghembuskan nafas terakhirnya pada 10 November 1938. Kecintaan terdalam kepada Ataturk membuat masyarakat Turki selalu mengenangnya. Maka ditetapkan setiap tanggal 10 November diadakan hening cipta pada pukul 09.05 di seluruh wilayah Turki. Semua aktivitas dihentikkan, kemudian seluruh wilayah Turki dibunyikan sirene selama satu menit untuk mengenang jasa Ataturk. Masyarakat  yang ada dimanapun berada berdiri sejenak bahkan di jalan sekalipun. Mobil=mobil berhenti dan pengemudinya  keluar untuk menghormati Mustafa Kemal.

Sedangkan di tempat pemakamannya di Antkabir, Ankara dIadakan upacara peringatan wafatnya Mustafa Kemal Ataturk. Mengingat saya adalah mahasiswa di Sakarya Universitesi juga sempat merasakan uforia dari wafatnya Mustafa Kemal Ataturk. Di kampus diadakan upacara untuk memperingatkan wafat Ataturk seluruh jajaran rektorat hadir dalam acara tersebut. kemudian di kampus sendiri mahasiswa hadir sambil berorasi tentang Ataturk dan Turki kedepannya. Mereka juga mengucapkan ikrar yang mereka bacakan bersama-sama.

Saya bukan penggemar Atatrk juga bukan sebaliknya. Terlepas pemberitaan yang santer kita dengar di dunia maya ada ibrahyang bisa kita ambil dari peristiwa ini. Bagaimana Turki begitu menghargai pahlawan mereka. Mungkin bagi sebagaian muslim beranggapan sinis jika mendengar nama Mustafa Kemal Ataturk tapi beda halnya jika kita bertanya dengan orang Turki. 

Mereka memujanya, wajahnya diperlihatkan dimana-mana. Hal itu yang membuat tersenyum jika mendengar kata Turki. Semangat dan sikap nasionalis yang tinggi. Peringatan wafatnya Ataturk ini juga bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional. Maka dari itu kita juga harus memberikan kesan yang baik seperti yang dicontohkan masyarakat Turki kepada orang yang mereka anggap pahlawan.

Alhamdulillah, Islam di Indonesia terlihat terang dari sisi manapun. Semangat  pahlawan dalam mengucapkan "Allahu Akbar" ketika perang hendaklah menjadi motivasi bagi kita untuk menjadikan Indonesia jauh lebih baik. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menambah keilmuan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun