Mohon tunggu...
Cut Marliana
Cut Marliana Mohon Tunggu... -

Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertemuan SBY-Jokowi di Bali; antara Komunikasi Transisi, Isu Kenaikan BBM dan Rekonsiliasi

10 September 2014   01:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:09 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_358183" align="aligncenter" width="555" caption="PERTEMUAN SBY - JOKOWI DI BALI. Sumber: Merdeka.com"][/caption]

Ada cerita menarik dari acara pertemuan Presiden SBY dengan Presiden baru terpilih Joko Widodo (Jokowi) yang telah berlangsung di Bali pada 27 Agustus 2014, dimana acara tersebut di agendakan sebagai pertemuan ajang bagi Presiden SBY yang akan mendengarkan pandangan-pandangan dari Jokowi dalam bentuk diskusi yang disambut dengan komitmen SBY yang menyatakan akan membantu proses transisi menjalankan dari pemerintahannya kepada pemerintahan Jokowi supaya bisa cepat bekerja menjalankan tugas baru nya.

Pertemuan ini mendapatkan sorotan dan berbagai pendapat dari banyak kalangan seperti partai, akademisi, birokrat, pakar komunikasi, pengamat politik dan organisasi masyarakat, dll, yang secara umum berpendapat bahwa acara seperti ini merupakan tradisi baru yang positif, terutama pada saat masa transisi pergantian tampuk pemerintahan dari SBY ke Jokowi yang tentunya sangat memerlukan komunikasi yang intensif diantara keduanya, sehingga tradisi ini sangat patut untuk di apresiasi oleh semua pihak karena belum pernah dilakukan pada masa transisi periode-periode pemerintahan sebelumnya.

Tradisi ini dipandang dapat memberikan kejelasan dan jaminan bagi seluruh rakyat Indonesia dan semua pemangku kepentingan untuk terciptanya masa transisi yang lancar dengan hasil yang baik dan maksimal. Disisi lain, hal ini juga menunjukan sikap kenegarawan-an dari kedua belah pihak yang saling bekerja sama dengan solid dalam mengatasi permasalahan-permasalahan bangsa terutama yang sedang terjadi pada masa transisi ini, misalkan seperti penyelarasan RAPBN 2015 yang tentunya merupakan kelanjutan dari RAPBN 2014 di masa pemerintahan SBY.

Sebagai tradisi baru yang positif, tradisi ini pun dipandang sangat patut untuk di budayakan dan bahkan di lembagakan dalam rambu-rambu regulasi yang jelas dan mengikat secara hukum. Mengingat betapa pentingnya masa transisi ini dapat berjalan dengan baik dan terjadin kerja sama diantara jajaran pemerintahan lama dengan jajaran pemerintahan baru, ada pendapat yang memandang bahwa perlu dibuatkan UU khusus yang dapat mengatur dan memayungi segala hal terkait masa transisi kekuasaan ini, supaya proses nya tidak sampai mengganggu kinerja pemerintah.

Pertemuan SBY - Jokowi ini juga dipandang sebagai bentuk penegasan dan pengakuan secara simbolik dan faktual baik dari segi hukum maupun politik dari pemerintahan saat ini terhadap kemenangan Jokowi, sehingga tidak akan ada lagi kekuatan bagi upaya dari pasangan Capres dan Cawapres yang kalah (Prabowo - Hatta) untuk menolak kemenangan pasangan Jokowi - JK.

Terkait masa transisi ini, isu yang paling mencuat adalah isu kebijakan untuk menaikan harga BBM karena subsidi BBM saat ini dipandang sudah sangat tinggi dan akan lebih bermanfaat jika di alihkan pada program lain yang bermanfaat bagi masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah. Isu ini menjadi isu yang sangat krusial dan berpengaruh bagi kedua belah pihak yang tentunya sama-sama tidak ingin mendapat hujatan dari masyarakat yang telah memilihnya.

[caption id="attachment_358185" align="aligncenter" width="508" caption="Pemerintah SBY Tolak Kenaikan BBM. Sumber: Beritapopuler.com"]

1410259084308596837
1410259084308596837
[/caption]

Disatu sisi, SBY tentunya tidak ingin mengakhiri masa pemerintahannya dengan menerapkan kebijakan menaikan harga BBM yang pasti akan banyak menuai hujatan dari masyarakat, sehingga masa pemerintahannya di tutup dengan penuh hujatan dan ketidakpuasan.

[caption id="attachment_358186" align="aligncenter" width="489" caption="BBM Bikin Jokowi Pusing. Sumber: pkspiyungan.org"]

14102592201608765036
14102592201608765036
[/caption]

Sementara itu disisi lainnya, pasangan Jokowi - JK juga tentunya tidak ingin memulai pemerintahan baru nya dengan mengeluarkan kebijakan menaikan harga BBM yang dapat dipastikan akan segera membuat euforia pesta kemenangan dalam Pilpres segera berakhir dan berubah menjadi hujatan yang keras, yang otomatis akan berpengaruh besar terhadap dukungan selama masa pemerintahannya.

Jika diibaratkan sebagai sebuah bom waktu yang siap meledak kapan saja, isu kenaikan BBM ini tentunya merupakan masalah bersama yang harus segera diredam dengan solusi yang terbaik bagi semua pihak, melalui upaya-upaya yang diantaranya komunikasi yang baik diantara pihak SBY- Jokowi selama masa transisi pemerintahan.

[caption id="attachment_358193" align="aligncenter" width="502" caption="SBY & Mega Untuk Indonesia. Sumber: Inilah.com / ilustrasi pribadi"]

14102614831003922133
14102614831003922133
[/caption]

Dilihat dari segi sejarah hubungan yang tidak harmonis antara SBY - Megawati, upaya komunikasi transisi ini juga tidak menutup kemungkinan akan berujung pada semacam upaya rekonsiliasi antara SBY - Megawati untuk menggabungkan partai Demokrat dan PDIP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun