Menjadi seorang guru, bukan hanya menjadi seorang pengajar dan pendidik, tapi juga seorang pembelajar. Awal menjadi guru aku ditempatkan di kecamatan Geumpang yang terletak sekitar 94 km dari ibukota salah satu kabupaten di Aceh, daerah pegunungan dengan hawa dingin dan kabut pagi, putih, dingin, menyejukkan. Kami sering menyebutkan Geumpang dengan "gerimis panjang", begitulah, hampir setiap hari sepanjang tahun hujan turun sekitar jam 5 sore, saat dimana anak- anak biasa pulang berjalan kaki dari sekolah sehabis belajar sore menuju rumahnya sekitar 2 km dengan berbasah- basah, namun aku tidak melihat anak- anak libur dengan alasan sepatu basah atau baju basah keesokan harinya, semangat ini aku ingat bahkan saat sekarang aku dipindah tugas ke kabupaten lain, dan dari mereka aku belajar sikap "no excuse" untuk menggapai impian.
Pembelajaran kedua aku dapat ketika proses mengajar anak- anak polos itu. Layaknya anak- anak SMP, bukan hal jarang juga ketika mereka tidak menyelesaikan tugas yang kuberikan. Aku ingat anak kelas 1 itu, ia dengan polosnya maju mengaku untuk diberikan sanksi karena tidak menyelesaikan tugasnya, padahal gilirannya sudah lewat dan aku alpa memeriksa buku tugasnya, pelajaran kejujuran. Kejujuran ini tidak kudapat saat aku mengajar hari ini, anak- anak sekarang akan sangat marah bila diberi sanksi jika alpa membuat tugas, menggerutu ketika mendapat punishment, bahkan bisa saja menuliskan uneg- uneg di media sosial.
Pelajaran lain aku dapat ketika akan dipindah tugaskan ke kabupaten lain karena pemekaran kota. Mereka dengan suka rela mengumpulkan uang jajannya yang tidak seberapa untuk membelikanku hadiah perpisahan, dan air mataku tumpah ketika kubuka kotak kado itu, isinya tidak mahal, cenderung sangat murah, namun harganya tertutupi dengan keikhlasan yang mereka tunjukkan, kado itu kado terindah yang pernah kudapat, sekotak kue coklat crackers 10 potong, mereka hadiahkan karena mereka tau aku penyuka coklat. Mereka telah mengajarkan aku cara mencintai anak- anak didik, mereka mengajarkan arti kasih sayang dan ikhlas memberi.
Sekarang ketika lelah, aku akan mengenang mereka yang pernah memberikan salah satu pelajaran berharga untuk seorang guru sepertiku, ikhlaslah mengajar, dan nikmatilah berjuta cinta akan mengalir untukmu.
Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H