Banda Aceh -- Pengurus Korps HMI-wati Badan Koordinasi (KOHATI Badko) Aceh melakukan kunjungan silaturrahmi bersama Wakil Ketua II DPR Aceh, T. Irwan Djohan, S.T. pada Kamis, 30 November 2017 di ruang kerjanya, Gedung DPRA, Banda Aceh.
Dalam pertemuan tersebut yang dihadiri oleh 10 orang kader, KOHATI Badko Aceh membahas tentang visi-misi organisasi tersebut dan bertukar pikiran terkait isu-isu keperempuanan. Di antaranya tentang kasus kekerasan dan pelecehana seksual terhadap perempuan, dan kekerasan terhadap anak, termasuk juga isu tentang usulan rancangan undang-undang (RUU) tentang Poligami bagi perempuan Aceh.
Ketua Umum KOHATI Badko Aceh, Cut Intan Arifah menyampaikan, KOHATI Badko Aceh semakin concern terhadap gerakan perempuan di segala lini. Baik terkait pergerakan perempuan, peningkatan kapasitas dan skill perempuan, edukasi politik cerdas, dan menanggapi kasus-kasus perempuan dan anak.
Irwan Djohan dalam sambutannya juga menyampaikan, bahwa kinerjanya di DPR juga bergelut pada tiga sektor, selain sektor perempuan, juga pada sektor pelestarian alam dan sektor perkebunan atau lahan-lahan. Ia juga menambahkan, telah memiliki program yang terbentuk melalui Irwan Djohan Center (IDC) untuk memberikan santunan wirausaha bagi para janda yang menjadi kepala keluarga yang menanggung beban hidup sehari-hari.
"Saya sangat mengapresiasi OKP/Ormas yang dengan rendah hati datang berkunjung dan memberikan pemahaman terkait visi organisasinya, yang dalam hal ini Kohati dengan visi keperempuanannya. Karena dengan begitu kami anggota DPR yang berasal dari berbagai latar belakang yang harus berkecimpung di dunia yang berbeda menjadi tahu dan lebih paham ketika dikunjungi oleh berbagai komunitas dan organisasi tersebut. Khususnya saya yang berlatas belakang Fakuktas Teknik harus masuk dalam ranah di tiga hal tadi." Imbuhnya.
Irwan Djohan juga menambahkan perempuan Aceh harus unggul dalam segala hal, khususnya terjun di dunia politik, karena dari 81 anggota DPRA, hanya ada 12 orang perempuan, bahkan sudah berkurang setelah Darwati A. Ghani mengundurkan diri untuk mendampingi suaminya Irwandi Yusuf sebagai Gubernur, serta Hj. Fauziah M. Daud mendampingi suaminya H. Saifannur menjadi Bupati Bireuen.
Mirisnya, kedua anggota DPRA perempuan yang mengundurkan diri tersebut berasal dari Komisi VI, yang mana komisi tersebut concern terhadap sektor kesehatan, kesejahteraan, dan keperempuanan, yang kini keseluruh anggotanya hanya tinggal laki-laki.
Irwan Djohan juga merekomendasikan kepada KOHATI Badko Aceh untuk melakukan audiensi dengan berbagai partai politik, agar mereka tahu apa saja kebutuhan dan hak perempuan, karena dari parpol lah akan lahir calon-calon wakil rakyat yang akan membawa visi yang juga berasal dari rakyat, khususnya visi perempuan. (CIA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H