Mohon tunggu...
Cut Ayu
Cut Ayu Mohon Tunggu... -

Hasiholan Siregar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Timnas: Dua Generasi Tanpa Striker

17 November 2014   18:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:36 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14162183841556823444

“Siapa striker timnas U-19?”
“Evan Dimas dan Paulo Sitanggang”
“Salah, mereka itu gelandang”
“Habis mereka berdua yang sering menciptakan gol sih, bukan striker”

“Siapa Striker timnas U-23?”
“Ferdinand Sinaga.”
“Ngawur, Ferdinand itu striker timnas Senior”
“Kok ngawur sih?, kemaren ia menciptakan banyak gol untuk Timnas U-23 di Korea”
“Benar, tetapi ia cuma dipinjamkan karena aturan sepak bola Asian Games memperbolehkan 3 pemain senior memperkuat timnas u-23 di Asian Games”
“Oh, begitu rupanya. Tetapi kenapa ia tidak masuk timnas Piala AFF, padahal ia kan pemain terbaik ISL?”
“Kalau itu tanyakan Opa Riedl”

“Pertanyaan terakhir, siapa striker timnas senior?”
” Emmanuel Kenmogne”
“Salah lagi”
“Lho, ia kan pencetak gol terbanyak kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2013/2014?”
“Benar, tetapi ia bukan striker timnas melainkan pemain asing di klub Persebaya Surabaya”
“Sebenarnya saya tahu kok, striker Timnas senior adalah: Boaz Solossa, Samsul Arif, Greg Nwokolo dan Christian Gonzales”
“Tau juga kamu ternyata”

Ini adalah pembicaraan  ngalor-ngidul yang umum terjadi di warung-warung kopi diseluruh pelosok tanah air. Topik politik tidak lagi mendominasi pembicaraan paska Pilpres selesai. Setelah Presiden Jokowi terpilih, sepak bola kembali menjadi “trending topic” pembicaraan masyarakat.

Persepakpolaan Indonesia memang sedang mengalami pasang surut yang penuh dengan kekecewaan. Timnas U-19 gagal bersinar di Myanmar. Ada pengakuan pelatih Indra Syafri yang kecewa anak asuhnya terlalu banyak diintervensi sehingga tidak lagi tampil dengan karakter aslinya. Kemudian ada sepak bola gajah yang membikin Nurul Arifin mau muntah.

Selanjutnya  kompetisi yang selalu berubah-ubah jadwalnya. Saat negara lain sedang seru-serunya berkompetisi, eh.. kompetisi kita malah baru selesai bergulir. Dari sini saja kita bisa melihat ketidak konsistenan  dan ketidakmampuan  PSSI untuk menyusun jadwal kompetisi.

Tidak perlu menjadi pakar sepak bola dunia untuk mengatakan bahwa kompetisi yang teratur dan berjenjang adalah cara terbaik untuk mendapatkan talenta-talenta berbakat dalam sepakbola, termasuk striker.

Setelah era striker timnas senior seperti Boaz Solossa dan tiga striker hasil naturalisasi yakni Sergio Van Dijk, Christian Gonzales dan Greg Nwokolo berakhir, praktis kita tidak lagi memiliki striker handal sekelas Ricky Yacobi, Kurniawan Dwi Yulianto maupun Bambang Pamungkas.

Kompetisi ISL 2014/2015 akan segera bergulir dan kita akan melihat  pemain asing akan kembali mendominasi posisi striker di ISL. Striker lokal hanya bisa gigit jari dan harus puas menduduki bangku cadangan sampai kompetisi berakhir. Kalaupun dipasang, durasinya tak lebih dari 10 atau 20 menit.

Maka kita akan melihat striker yang tidak bersinar di timnas U-19 dan timnas U-23 akan berderet-deret menghiasi bangku cadangan klub top  ISL. Nasib mereka sudah jelas, akan terus redup sampai usianya tidak produktif lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun