Mohon tunggu...
Cut Ayu
Cut Ayu Mohon Tunggu... -

Hasiholan Siregar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menanti Duel Timnas U-19 Vs U-23

12 Juni 2014   17:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:04 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Inti Timnas U-19

Sudah saatnya Badan Tim NasionalPSSI memasukkan Timnas U-23 sebagai lawan pamungkas Timnas U-19 dalam Tur Nusantarajilid II yang sedang dijalani Evan Dimas dan kawan-kawan sepanjang bulan Juni ini.

Dalam dua kali laga uji coba melawan Pra PON Aceh dan Tim U-21 Semen Padang, tim asuhan Indra Sjafri ini hampir selalu mampu memegang kendali permainan walaupun lawan yang dihadapi adalah tim U-21.

Sebelum pertandingan,  pelatih kesebelasan lawan sesumbar mengatakan  bahwa anak asuh mereka  akan memberikan perlawanan sengit dengan cara menekan Timnas U-19. Yang terjadi adalah sebaliknya, mereka yang tertekan, sehingga akhirnya menumpuk pemain di sepertiga luas lapangan sendiri  menunggu saat tepat melakukan serangan balik, momentum yang jarang di dapatkan.

Melawan tim Aceh misalnya, seandainya kiper cadangan Timnas U-19 Dicky Indriyanadi diberi izin oleh pelatih Indra Sjafri, maka Ia tidak akan ragu  meninggalkan gawangnya  dan makan mie Aceh nan lezat itu di luar stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, karena nyaris sepanjang pertandingan boleh dikatakan Dicky lebih banyak menganggur.

Demikian juga saat melawan Semen Padang U-23, kiper Ravi Murdianto juga tidak mendapat tekanan yang berarti, walaupun agak riskan kalau meninggalkan gawangnya untuk menikmati sate padang  yang juga tak kalah lezatnya di luar Stadion Haji Agus Salim Padang.

Dua lawan yang sudah dihadapi Timnas U-19  dan dikalahkan dengan skor 4-0 dan 1-0 adalah gaya tipikal sepak bola Indonesia masa lalu, pola yang kita lihat selalu sama, memainkan umpan-umpan panjang ke depan menuju striker. Penyebabnya apalagi kalau bukan kemampuan pemain, yang tidak terlalu baik dalam penguasaan  bola. Ketika bola berhasil dikuasai, jika tidak direbut lawan, maka  bola akan buru-buru dilepas yang tak jarang salah sasaran atau malah meninggalkan lapangan permainan.

Berbeda dengan Timnas U-19, mereka membangun serangan dengan sabar dari bawah melalui umpan-umpan pendek.  Ketika ada kesempatan, dengan cepat para gelandang akan melepaskan umpan diagonal ke arah luar memanfaatkan kekuatan penyerangan Timnas U-19 yang bertumpu pada winger yang sangat cepat seperti Ilham Udin dan Maldini.

Skema inilah yang disebut skema pe-pe-pa (pendek-pendek-panjang) khas Indra Sjafri. Semua pemain memiliki kemampuan untuk melakukan umpan-umpan pendek meski dengan jarak rapat dan lawan melakukan marking ketat. Mereka benar-benar dieksploitasi untuk memanfaatkan kelebihan  meskipun berbadan kecil yaitu:  kecepatan!

Saya yakin,  dalam laga uji coba berikutnya, Timnas U-19 akan menghadapi perlawanan dengan pola yang sama. Tidak akan ada tekanan yang berarti. Lawan boleh berusia U-21, tetapi stamina yang buruk membuat mereka rentan mengalami kram karena lawan yang dihadapi sangat prima dalam hal kebugaran fisik. Ketika fisik menurun, tidak ada skill yang bisa dilakukan.

Lantas apa relevansinya Timnas U-19 dihadapkan dengan Timnas U-23? Tim masa depan Indonesia ini butuh lebih banyak tantangan dan tekanan. Sangat jarang kita melihatHansamu Yama Pranatadan pemain belakang lainnya dipaksa bertahan total sepanjang pertandingan.

Selama uji coba yang sudah ke-26 kali mereka jalani, yang terjadi adalah mereka sangat dominan dalam penguasaan bola dan sangat mendikte lawan. Kita belum benar-benar menyaksikan pemain tim ini pontang panting menghalau bola saat diserang.

Saya sangsi,  lawan berikutnya akan memberi  manfaat bagi kemajuan Timnas U-19, kecuali coach Indra menurunkan semua pemain cadangannya untuk menambah jam terbang mereka. Itulah sebabnya mungkin mengapa pelatih Benny Dolo mengatakan tim ini sudah stagnan, karena lawan yang dihadapi selalu menerapkan pola yang sama yaitu menumpuk pemain di lapangan sendiri. Dan memang tidak mudah menaklukkan lawan dengan memainkan pola seperti ini.

Satu-satunya tim di dalam negeri yang bisa diharapkan mampu mendikte Timnas U-19  adalah Timnas U-23 yang sedang dipersiapkan menghadapi Asian Games. Kita  akan melihat, apakah Paulo Sitanggang masih mampu memenangi ball possession menghadapi lawan yang mempunyai skill mumpuni seperti yang dimiliki oleh Ramdani Lestaluhu dan kawan-kawan. Mereka akan mendapatkan banyak pelajaran saat dipaksa bertahan dan mencoba  melakukan  serangan balik cepat.

140446405286342977
140446405286342977

Timnas U-23



Kekuatan terbesar yang menyebabkan Timnas U-19 mampu berbicara banyak dan hanya kalah dua kali selama uji coba  terletak pada kepercayaan diri pemainnya dalam menguasai bola. Nah, kalau bertemu  pemain yang lebih berpengalaman seperti skuad timnas U-23, apakah kepercayaan diri pemain masih tinggi?

Uji coba tetaplah uji coba, dimana hasil akhir bukan target utama.  Rasanya Timnas U-19 tidak akan mendapatkan manfaat yang signifikan bila hanya berhadapan dengan tim U-21 yang minim pengalaman plus stamina kedodoran. Mereka butuh tim yang lebih kuat dan berkualitas sebagai lawan sparing patner. Timnas U-23 bisa menjadi alternatif. Disinilah sang pelatih akan mendapatkan informasi berharga yang tidak akan bisa didapatkan hanya dari latihan dan berjilid-jilid Tur Nusantara.

Sebagai penutup, saya sangat bangga dan bahagia menyaksikan kemajuan pesat dari Timnas U-19 ini. Mereka sudah menjadi bintang yang mampu menyedot puluhan ribu penonton datang ke stadion.

Bahkan ada salah satu penonton saat melawan Tim  U-21 Aceh, berlari memasuki lapangan menjelang akhir pertandingan hanya untuk memeluk Evan Dimas. Momen yang tidak  pernah kita saksikan terjadi di sepak bola Indonesia. Merekalah timnas masa depan yang akan menjadi panutan para junior di belakangnya.

Seandainya tim ini bertanding dan  saat bersamaan dengan debat Pilpres, saya yakin saluran TV akan tertuju ke stasiun SCTV, bukan stasiun TV lain  yang menyiarkan langsung debat yang menjemukan itu.

Foto: Sidomi.com Bola.Net     Inspirasi: http://virfast.com/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun