Mohon tunggu...
Cut Ayu
Cut Ayu Mohon Tunggu... -

Hasiholan Siregar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kompasiana Catur

11 Februari 2014   16:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:56 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catur adalah bahasa universal. Catur  menjembatani kesenjangan bahasa, jenis kelamin, ekonomi dan usia. Catur juga olah raga pikiran, olah raga yang membutuhkan konsentrasi luar biasa ketika memainkannya. Catur menggabungkan seni, olahraga dan ilmu pengetahuan.

Di Armenia,  salah satu negara pecahan Uni Soviet,  catur sudah menjadi pelajaran wajib dan masuk kurikulum  Sekolah Dasar mereka sejak September 2011. Catur dianggap mampu melatih anak untuk berpikir logis. Catur juga  mengajarkan bagaimana membuat keputusan, melatih memori, memperkuat daya kemauan, memotivasi anak-anak untuk menang, dan mengajarkan mereka bagaimana menghadapi kekalahan.

Ini satu-satunya mata pelajaran sekolah yang dapat melakukan semua itu sekaligus. Catur diajarkan bukan untuk menciptakan juara dunia, tetapi untuk membangun karakter anak kearah yang positif. Armenia adalah negara pertama di dunia yang mewajibkan pelajaran catur di sekolah.

Hungaria sejak tahun 2013 juga telah memasukkan catur kedalam kurikulum nasional Sekolah Dasar mereka dengan mengadopsi program milik  pecatur wanita ranking satu dunia Judit Polgar. Program ini  diberi nama: Skill Building in Chess (Catur Untuk Pengembangan Ketrampilan). Program ini banyak diminati negara lain untuk di terapkan di negara masing-masing.

FIDE juga sejak tahun 2013 mempunyai program Chess in School yang disponsori  oleh perusahaan minyak raksasa Rusia  Rosneft. Program ini juga bertujuan mengajarkan catur di sekolah- sekolah di seluruh dunia.

Bagaimana dengan di Indonesia? Program catur masuk kurikulum sekolah seperti di Armenia dan Hungaria masih jauh panggang dari api. Penentang terbesar catur wajib di sekolah  bisa jadi bukan dari pemerintah tetapi dari orang tua murid. Kurikulum sekolah tanpa tambahan catur saja  sudah membuat anak-anak kelebihan beban. Bukan hanya kelebihan beban otak, juga kelebihan berat ransel.

Bagaimana dengan perkembangan catur di Indonesia? Belum ada kemajuan yang signifikan. Untuk pecatur putra belum ada yang menyamai  prestasi Utut Adianto legenda hidup catur  Indonesia, baik dari segi peringkat dunia maupun elo rating  yang pernah dicapai.

Setali tiga uang dengan putri. Memang ada penambahan Grandmaster yang tadinya satu, yaitu Irene Kharisma Sukandar, sekarang ada Grandmaster baru kita  Medina Warda Aulia. Tetapi bila kita lihat elo rating  keduanya, sangat  jauh dari harapan. Irene  bulan februari 2014 ada di peringkat 120 dunia dengan elo rating 2343  dan Medina 137  dengan elo rating 2332.

Apa yang salah?  Seperti biasa  dan sangat klasik: dana dan minim sponsor. Kurangnya mereka mengikuti turnamen kuat di luar negeri membuat rating mereka semakin merosot.

Sebagai gambaran, gudangnya turnamen yang bisa meningkatkan rating itu ada di Eropa. Setiap bulan ada tiga atau empat turnamen yang berlangsung di sana dan  masuk kalender FIDE. Jadi harus rajin tour ke Eropa. Itu butuh biaya yang tidak sedikit. Tanpa bantuan sponsor mustahil pemain catur kita bisa berpartisipasi mengejar rating ke sana.

Sementara itu untuk menyelenggarakan turnamen berbobot di Indonesia dengan mengundang pecatur kuat dari luar, juga butuh biaya besar. Harapan hanya bisa disandarkan kepada keberadaan sponsor karena pemerintah juga tidak mempunyai dana yang bisa dialokasikan untuk memajukan catur di tanah air.

Begitulah gambaran sekilas catur di Indonesia. Tidak baik juga cuma mengeluh. Lebih baik berpartisipasi dengan cara lain untuk mempopulerkan catur di Indonesia. Salah satu dengan membuat Akun Catur di Kompasiana ini misalnya, agar bisa memberitakan aktivitas catur di negara tercinta ini.

Saya percaya minimnya sponsor yang melirik Catur bukan karena Catur itu kurang layak jual. Tetapi  karena  kurangnya pengetahuan dan informasi yang  mereka dapatkan akan daya tarik olahraga otak  ini.

Untuk itu perlu ekspos yang terus menerus untuk memperkenalkannya kepada masyarakat luas dan terutama kepada sponsor korporasi potensial seperti Pertamina, Telkomsel dan perusahaan besar lainnya di Indonesia.

Sebagai penutup sebelum lupa, GMW Irene Kharisma Sukandar telah menjuarai Asian Continental Chess Championship yang di gelar di Ho Chi Minh City, Vietnam, 5-13 Mei 2012. Dengan demikian, Ireneakan menjadi pecatur putri Indonesia pertama yang tampil di Kejuaraan Dunia Catur Wanita.



1392109521304819693
1392109521304819693

Irene akan merintis jalan terjal dengan mengikuti The Women’s World Chess Championships 2014 yang memberlakukan sistim knock out tournament dan diikuti oleh 64 pecatur pada tanggal 11-31 October 2014. Sampai saat ini tempat pertandingannya belum ditentukan.

Pemenang Kejuaraan  ini akan berhadapan dengan  Hou Yifan dari China sebagai juara bertahan. Semoga Irene dapat berprestasi bagus dan kembali mengharumkan nama Indonesia dikancah dunia....

Sumber photo: http://thelittleshakespeare.blogspot.com/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun