Empat puluh tahun yang lalu, Laszlo Polgar, seorang psikolog asal Hongaria, berpacaran dengan seorang guru bahasa asing bekebangsaan Ukraina bernama Clara. Karena tinggal berjauhan, hubungan mereka lebih banyak dilakukan melalui surat. Isi surat Polgar kepada Clara tidak berisi rayuan gombal betapa cantiknya Clara atau sumpah cinta abadi seperti yang umum dilakukan orang yang sedang kasmaran. Sebaliknya, mereka lebih banyak mendiskusikan ekperimen pendidikan yang akan mereka terapkan kepada keturunan mereka kelak.
Setelah mempelajari ratusan riwayat hidup orang-orang pintar, Laszlo telah mengidentifikasi perlunya mengoptimalkan otak dan spesialisasi diajarkan secara intensif sejak usia dini. Laszlo menganggap sistem pengajaran di sekolah umum hanya bisa diandalkan untuk menghasilkan pikiran yang biasa-biasa saja. Sebaliknya, dia sangat yakin mampu membuat semua anak yang sehat menjadi anak ajaib. Dia sendiri sudah menerbitkan sebuah buku dengan judul Bring Up Genius!, yang berisi gagasan konsep “how to teach the genius.” (bagaimana menciptakan jenius). Dan Ia hanya butuh seorang istri untuk mewujudkannya.
Rencana muluk Polgar membuat Clara terkesan dan keduanya segera menikah. Mereka dikaruniai tiga putri yang cantik. Putri sulungnya Zsuzsa Polgar (Susan), adalah juara dunia catur wanita 4 kali dan 5 kali juara Olimpiade. Ketika berusia 15 tahun, Susan sudah menduduki peringkat pertama dunia catur wanita. Saat ini Susan bersama suaminya adalah pimpinan SPICE (Susan Polgar Institute for Chess Excellence) di Webster University USA.
Putri keduanya, Zsofia Polgar (Sofia), adalah pecatur wanita papan atas bergelar Master Internasional (MI). Pada usia 14 tahun sudah menjuarai turnamen catur dunia di Roma mengungguli lima Grandmaster yang dikenang dengan istilah “sack of Rome” (perampokan Roma). Sofia menurut Susan adalah artis di dalam keluarga. Dia suka bermain catur, brilian dan tajam seperti paku, tetapi dia tidak bekerja keras seperti dua saudaranya yang lain. Sofia lebih mementingkan sisi artistik catur dan melupakan komponen lain seperti analisis dan membangun keunggulan sedikit demi sedikit.
"Ini bukan masalah catur itu terlalu banyak bagi saya, itu terlalu sedikit,” kata Sofia ketika dia berhenti berkompetisi setelah menikah dengan Grandmaster Israel (dan ahli bedah ortopedi) pada tahun 1999. Dia kemudian belajar melukis dan desain interior dan sekarang waktunya dihabiskan untuk mengurus kedua anaknya Alon dan Yoav.
Yang paling menonjol dari ketiga putri Laszlo adalah si bungsu Judit Polgar. Judit merupakan wanita pertama yang menerobos dominasi pria di peringkat atas pecatur dunia. Dia meraih gelar Grandmaster (tanpa embel-embel “wanita”) di usia 15 tahun 4 bulan, sekaligus memecahkan rekor Grandmaster termuda yang dipegang legenda catur Bobby Fischer. Tahun 2008, dia menduduki peringkat 28 dunia dengan elo rating 2711 dan menjadi satu-satunya pecatur wanita di daftar peringkat 100 pecatur dunia versi FIDE.
Itu cerita sukses. Namun sebenarnya tidak mudah bagi kedua orang tua ini untuk mewujudkan ambisi mereka. Di masa itu, ide home schooling merupakan hal yang baru dan tidak lazim, dan Laszlo sempat mendapat tentangan yang luar biasa, tidak hanya dari masyarakat tapi juga dari pemerintah Hongaria. Namun dia berkeras mendidik anaknya melalui home schooling. Dia ingin membuktikan bahwa pencapaian di bidang catur dari ketiga putrinya pada akhirnya akan memberikan kebanggaan bagi negara Hongaria. Hal yang terbukti beberapa tahun kemudian.
Laszlo mengajarkan mereka bahasa Jerman, Inggris dan matematika tingkat tinggi (ketiganya multi bahasa, Susan dapat berbicara tujuh bahasa). Tetapi sebagian besar waktu mereka dihabiskan bermain dan belajar catur. Laszlo yakin bahwa prestasi anak-anak gadisnya dalam bermain catur akan membawa mereka tidak hanya sukses, lebih penting lagi akan membuat mereka bahagia. Clara sendiri mengurus aspek pragmatis yakni peran istri dalam keluarga. Mereka saling melengkapi dengan sempurna. Laszlo dengan ambisi besar, tetapi seperti Clara mengatakan, “Saya selalu menjadi bagian dari realisasi. Benang mengikuti jarum. Akulah benang.”
Apartemen bertingkat tinggi tempat keluarga Polgar tinggal di pusat kota Budapest adalah tempat suci untuk berlatih catur tanpa henti. Ribuan buku catur disusun seperti boneka di atas rak. Piala dan papan catur sudah biasa terlihat berantakan di ruang tamu. Sebuah sistem file kartu memenuhi seluruh dinding apartemen, termasuk catatan pertandingan sebelumnya untuk dianalisa kembali dan bahkan catatan tentang pesaing potensial tersedia lengkap. Lukisan berbingkai yang menggambarkan adegan bermain catur abad ke-19 menjadi dekorasi ruang utama, dimana gadis-gadis Polgar duduk bersila di lantai, seringkali dengan mata tertutup bermain catur blitz yang berlangsung hanya beberapa menit.
Dalam pengalaman mendidik ketiga putrinya, Laszlo juga melihat bahwa diantara ketiga puterinya, Sofia adalah yang paling berbakat bermain catur, kemudian diikuti Susan dan Judit. Walau dari aspek bakat paling rendah, namun Judit punya keunggulan lain, yaitu memiliki motivasi paling tinggi dan pekerja keras. Itulah sebabnya Ia sering mengatakan bahwa bakat bawaan itu tidak berarti apa-apa tanpa dibarengi kerja keras.
Judit Polgar memang istimewa. Ia adalah pecatur wanita terkuat sepanjang sejarah. Sampai hari ini setelah 25 tahun berlalu, dia masih bertengger diperingkat satu dunia bila dilihat dari elo rating yang dikeluarkan oleh FIDE. Juara dunia catur wanita Hou Yifan dari China hanya berada diperingkat kedua. Anehnya, Judit sendiri belum pernah menjadi juara dunia catur wanita.
Judit belajar dari buku catur saat Laptop belum ada
Judit pernah mengatakan bahwa dia sering kesulitan ketika menulis daftar riwayat hidupnya karena hanya mendapat pendidikan melalui home schooling dari kedua orang tuanya. Tentu ini cuma bercanda karena kalau menuliskan prestasinya di artikel ini akan sangat luar biasa panjang. Disarankan membacanya di Wikipedia.
Yang bisa disebutkan adalah, sepanjang kariernya di bidang catur, Judit sudah pernah mengalahkan semua pecatur terkuat pria diantaranya Karpov, Garry Kasparov, Viswanathan Anand, Kramnik, Shirov, Ivanchuck, juara dunia sekarang Magnus Carlsen dan termasuk legenda catur Indonesia Utut Adianto.
Kegiatan Judit saat ini selain bermain catur, lebih banyak dicurahkan untuk pendidikan yaitu mendukung catur masuk kurikulum di sekolah. Salah satu programnya yang dinamakan “Skill Building Chess” telah diadopsi secara resmi oleh pemerintah Hongaria dan tahun 2013 telah dimasukkan kedalam kurikulum wajib sekolah disana. Judit berharap lebih banyak lagi negara di dunia mendukung program ini. Saat ini Judit tinggal bersama suaminya seorang dokter hewan dan kedua anaknya di Hongaria.
Bersama anak didiknya
Berikut adalah beberapa hal yang sering ditanyakan kepada Judit, disarikan dari berbagai sumber.
Mengapa Anda tidak pernah mengikuti Kejuaraan Dunia Catur Wanita?
Sejak tahun 1989, saya telah menjadi pemain catur nomor satu di kalangan wanita. Saya menyukai tantangan, dan menganggap tidak cukup lagi ada tantangan disana. Jadi saya tidak merasa perlu untuk bersaing di turnamen wanita.
Wajarkah pria dan wanita dipisahkan dalam catur, meskipun ini olahraga intelektual?
Sulit untuk mengubah tradisi. Tetapi jika sebagian besar wanita mendukungnya, mengapa tidak? Mereka bisa menjadi juara dunia bila bermain di kejuaraan dunia wanita.
Apakah mereka mendukung pemisahan karena lebih mudah, begitukah?
Well, ya. Saya tidak bisa menyalahkan mereka. Saya mengerti bahwa kompetisi wanita berada pada tingkat yang sama sekali berbeda dengan pria. Saya pikir mereka menyadari bahwa jika catur wanita dihapuskan, mereka akan tiba-tiba menjadi “bukan siapa-siapa” di dunia catur.
Apakah memang wanita kurang mampu bermain catur?
Tidak, tidak. Ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan. Ini adalah faktor sosial. Ketika anak-anak mulai bermain catur, sampai usia 10-12 tahun, anak perempuan dan anak laki-laki jumlahnya kira-kira sama. Kemudian, rasionya mulai menurun. Gadis-gadis mulai meninggalkan catur sementara laki-laki terus bermain.
Anda sering disebut sebagai pemain yang agresif. Apakah itu benar?
Ketika masih kecil dan teknik saya sedang tumbuh, saya selalu menyerang Raja, melakukan pengorbanan dan melupakan komponen lain. Saya banyak menghasilkan kemenangan dengan cara seperti itu. Tetapi kemudian, ketika saya mulai bermain di level yang lebih tinggi, saatnya tiba bahwa bermain dengan cara seperti itu sama dengan bunuh diri. Dan kemudian saya harus mengubah gaya bermain. Tetapi secara keseluruhan, saya masih pemain dengan gaya menyerang.
Bagaimana anda memandang komputer?
Komputer membuat catur berubah. Di masa lalu, saya membuat catatan dan analisis yang bahannya saya ambil dari majalah catur dan buku. Kalau catatan ini ditimbang, beratnya bisa mencapai 15-20 kg. Dan saya harus mengingatnya semua. Sekarang kita cukup memiliki satu laptop dengan data base catur di dalamnya. Selama beberapa tahun, saya baru bisa menerima penggunaan komputer karena salah satu hal yang paling saya sukai dari catur adalah kreatifitas, kemampuan untuk menemukan langkah orisinal dan tidak terduga di atas papan, hal yang paling sulit dilakukan di masa sekarang.
Artinya, komputer membuat semuanya lebih mudah?
Saat ini setiap pecatur profesional memiliki komputer sebagai asisten. Sebuah program komputer mampu memuat enam atau tujuh juta game, memiliki kemampuan untuk melakukan pencarian berdasarkan opening, pemain, negara dan kontrol waktu. Komputer memberikan kesempatan untuk benar-benar menjelajahi lawan yang akan dihadapi. Program ini juga menghitung lebih baik dan tidak blunder. Dengan demikian kita dapat menghindari kesalahan dalam persiapan. Komputer dapat menghasilkan ide-ide baru, karena itu permainan telah berubah. Catur masih permainan kreatifitas tetapi dalam sudut pandang yang berbeda. Manusia memiliki potensi kreatif memandu komputer untuk mencari ide-ide baru.
Adakah sisi negatifnya?
Dalam beberapa tahun terakhir, situasi telah menjadi sulit. Ada 3,4 atau 5 program catur kuat yang masing-masing mengevaluasi setiap situasi dengan cara berbeda. Jika anda hanya mengandalkan mesin, anda mungkin menemukan situasi dimana, misalnya, anda mempersiapkan sampai 22 langkah dan kemudian pada langkah ke 23, ketika anda melihat ke atas papan, anda tidak mengerti apa yang terjadi.
Anda memiliki dua anak, apakah mereka bermain catur?
Ya. Oliver, anak lelaki saya berusia 9,5 tahun dan Hanna, putri saya 7,5 tahun, mereka bermain catur.
Judit bersama kedua buah hatinya Hanna dan Oliver
Apakah mereka akan menjadi pemain catur professional?
Saya tidak berpikir begitu. Tetapi saya senang bahwa mereka bermain catur, karena saya percaya bahwa catur sangat baik untuk anak-anak.
Rasanya tidak lengkap tanpa menyertakan satu partai catur Judit melawan pecatur pria. Berikut adalah partai saat Judit Polgar mengalahkan pecatur Spanyol kelahiran Rusia GM Alexei Shirov yang terkenal karena permainannya yang tajam tetapi mendadak tumpul ketika berhadapan dengan Judit.
Putih : Judit Polgar
Hitam: Alexei Shirov
Amsterdam (1995) - Modern Defense
1. e4 g6 2. d4 Gg7 3. Kc3 c6 4. Gc4 d6 5. Mf3 e6 6. Kge2 b5 7. Gb3 a5 8. a3 Ga6 9. d5 cxd5 10. exd5 e5 11. Ke4 Mc7 (Perhatikan bagaimana cara Judit menunda rokade untuk mengambil inisiatif)
12. c4! bxc4 13. Ga4 Kd7 14. Ke2c3 Re7 (Inilah langkah yang membuat posisi Hitam runtuh dengan cepat)
15. Kxd6! Mxd6 16. Ke4 Mxd5 17. Gg5 Kdf6 18. Bd1 Mb7 19. Bd7 Mxd7 20. Gxd7 h6 21. Md1 1-0
Foto: Judit Polgar Official (FB)
Sumber: Psychology Today (http://www.psychologytoday.com), Why Chess
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H