Siapa yang tidak mengetahui sinetron Dunia Terbalik. Sinetron Dunia Terbalik yang sutradarai oleh Ilp S. Hanan ini merupakan sinetron yang bergenre drama, komedi, dan religi. Desa Ciraos - Sukabumi menjadi salah satu lokasi syuting sinetron Dunia Terbalik.
Sinetron menurut KBBI V sebagai film pendek yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi. Sama halnya dengan Dunia Terbalik yang di buat oleh salah satu produser televisi yang bernama MNC Pictures. Cerita yang ada di sinetron ini semakin berkembang dengan adanya tokoh-tokoh baru. Meski demikian adanya, sinetron Dunia Terbalik tetap tidak menghilangkan unsur edukasi bagi penonton menurut pribadi penulis sebagi pengamat sinetron ini.
Edukasi yang bisa dipetik dari sinetron Dunia Terbalik ini antara lain: menghormati orang yang lebih tua, selalu mengucapkan salam (di setiap aktivitas pembuka maupun penutup), belajar hidup rukun, dan saling tolong-menolong.
Edukasi yang pertama di sinetron Dunia Terbalik, menghormati orang yang lebih tua. Pada tayangan sinetron Dunia Terbalik selalu mengajarkan bagaimana untuk bisa menghormati orang yang lebih tua. Menghormati orang yang lebih tua diidentitaskan dengan mencium tangan orang yang lebih tua (kecuali pak Ustaz Kemed yang mempunyai ciri khas ketika bersalaman dengan kaum hawa yang bukan muhrimnya).
Di kampung Ciraos dalam sinetron Dunia Terbalik ini. Ada sesepuh kampung yang dahulunya pernah merajut cinta namun, harus kandas di tengah perjalanan karena suatu hal. Sesepuh kampung tersebut yaitu Ustaz Kemed dan Mak Eros. Selain itu juga ada Mak Suha dan Wak Sain. Seaneh dan segalaknya mereka terhadap anak cucu maupun orang-orang sekitar yang ada di kampung Ciraos. Para sesepuh kampung Ciraos tetap menjadi panutan bagi penduduk sekitar.
Pak Ustaz Kemed yang ilmu agamanya belum mumpuni seperti Kusoy (Petani dan Muazin Masjid) masih tetap dipercayai perkataannya. Mak Eros yang suka berprasangka buruk terhadap Pak Ustaz Kemed pun dihadapi dengan sabar oleh orang-orang sekitar. Mak Suha yang galak pun dianggap sebagai nenek yang mampu mengayomi anak-anak dengan baik.Â
Dan yang terakhir, Wak Sain yang menikah dengan Entin, meski pernikahannya mengandung kontroversi (terpaut beda usia beberapa tahun). Namun, semuanya mendukung dan menghargai keputusan mereka kecuali Dadang (menantunya) yang dipikirannya hanya berbicara tentang harta. Meski demikian, Dadang pun masih mempunyai rasa takut kepada mertunya yang kaya raya tersebut.
Edukasi yang kedua di sinetron Dunia Terbalik, selalu mengucapkan salam (di setiap aktivitas pembuka maupun penutup). Hal yang baik yang bisa ditiru dan terus disejahterakan pada tayangan ini salah satunya adalah mengucapkan salam. Hampir di setiap momen para tokoh pasti mengucapkan salam baik dalam keadaan senang, sedih, maupun kecewa. Adegan semacam ini sebagai nilai emas yang perlu dijaga sinarnya agar kehidupan ini dapat berjalan dengan damai.
Mengucapkan salam ini dilakukan pada adegan anak-anak yang hendak belajar ke sekolah atau bermain terlebih dahulu berpamitan kemudian mengucapkan salam. Para tokoh dalam sinetron Dunia Terbalik saat berpapasan satu dengan yang lainnya pun mengucapkan salam. Adegan yang lain lagi, ketika momen pernikahan Ce Yoyoh dan Pak Karsa (Rt Rancapaku) harus ditunda karena adanya suatu permasalahan. Pak Karsa sebelum meninggalkan Ce Yoyoh dengan berat hati mengatakan pernikahannya di tunda, setelah itu mengucapkan salam meski Pak Karsa dalam keadaan sangat sedih dan berat hati karena pernikahan yang seharusnya terjadi pada hari itu juga harus ditunda.
Edukasi yang ketiga di sinetron Dunia Terbalik, belajar hidup rukun. Hidup rukun dan saling tolong-menolong bagian dari dimensi yang sering dihidupkan di sinetron Dunia Terbalik ini. Dimana para tokoh selalu belajar hidup rukun satu dengan yang lainnya. Walaupun ada satu orang yang bernama Dadang (suami Ikoh) dengan hidup serba berkecekupan sering membuat jengkel para warga kampung Ciraos (ucapan yang menyakiti hati, hobi pamer emas, barang-barang yang baru dibeli, dan suka mengganggap dirinya kaya akan tetapi pelit bersedekah). Biarpun demikian, warga sekitar seperti Aceng, Akum, dan Idoy maupun yang lainnya tidak pernah mengambil pusing atas perilaku buruk yang di lakukan oleh Dadang.
 Mereka justru memahami bahwa karakter Dadang yang sering disebut dengan orang kaya bohong-bohongan itu memang seperti itu. Sehingga, para tokoh yang lain sering cuek dan menganggap angin lalu ketika Dadang berceloteh. Seburuk apapun karakter yang dimiliki oleh Dadang ketika Dadang kesulitan warga setempat mau dimintai tolong. Jadi, tidak ada rasa dendam yang tertanam dalam diri tokoh di sinetron Dunia Terbalik meski telah disakiti.