Mohon tunggu...
Khumaidi Usman
Khumaidi Usman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meninggalkan Zona Nyaman Demi Mewujudkan Impian (Kisah inspiratif dari Kepala Sekolah Nurul Amien, Garut)

16 Mei 2015   05:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bermacam aktifitas orang lakukan untuk mengisi liburan, dari sekedar berkumpul bersama keluarga, mengunjungi tempat-tempat wisata, atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja.

Mengisi liburan panjang memperingati hari buruh, saya memilih berkumpul bersama keluarga dengan mengunjungi salah satu kawasan wisata di daerah Garut. Perjalanan wisata kali ini terasa berbeda. Ada pengalaman menarik dan berharga yang saya peroleh dari perjalanan saya.

Hari pertama setelah tiba di hotel, saya tidak langsung mengisinya dengan aktifitas liburan. Sembari memberi kesempatan anak-anak istirahat, ada hal lain yang saya lakukan. Saya mengunjungi salah satu SMP yang ada di daerah Garut. SMP ini penyelenggara Program SMP berbasis pesantren yang merupakan Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tempat saya bekerja.

Lokasi SMP lumayan cukup jauh, sekitar 25 km dari kota Garut. Setelah melalui perjalanan hampir satu jam, tibalah saya di sekolah yang saya maksudkan. Sekolah ini berada di pedesaan.

Area persawahan membentang luas, deretan pohon kelapa, ditambah dari kejauhan nampak berdiri pegunungan yang biru indah membuat suasana sekolah begitu nyaman dan menentramkan.

Pemandangan menjadi semakin menentramkan begitu mata tertuju kesalah satu sudut. Nampak berdiri dengan apik sebuah masjid. Dari dalam masjid, terdengar suara merdu lantunan ayat-ayat suci Al-Quran menambah suasana menjadi semakin menyejukkan. Betah rasanya untuk berlama-lama di sekolah ini

Dalam perjalanan itu saya di temani oleh mas Ma’mol Arief kepala sekolah dari SMP Nurul Amien yang saya kunjungi. Beliau adalah alumni Pondok Pesantren Modern Gontor. Sambil menemani saya berkeliling sekolah dan menikmati pemandangan beliau menceritakan awal mula perjuangannya. Merintis berdirinya pondok pesantren dan sekolah Nurul Amien.

Pondok Pesantren Nurul Amien beliau rintis tahun 1990. Dimulai dari enam orang. Mas Ma’mol, teman, serta sepupunya yang berasal dari Madura. Beliau datang ke daerah ini membawa sebuah harapan. Harapan bisa menjadikan apa yang dirintisnya dapat memberi manfaat lebih bagi banyak orang.

Perjuangan yang beliau lakukan tidaklah mudah. Tentangan masyarakat sangat besar. Budaya masyarakat sekitar waktu itu, menurutnya belum dapat menerima apa yang mereka tawarkan. Hal ini dibenarkan oleh H. Ma’mun Mulyana salah satu kawan beliau yang saat ini menjadi pengasuh Pondok Pesantren Nurul Amien.

Bahkan karena tekanan yang begitu besar, sampai-sampai Ma’mol Arief harus menitipkan anak istri kepada mertuanya di Bandung.

Tantangan tidak hanya datang dari masyarakat. Keluarga, istri dan mertua juga protes dengan apa yang beliau lakukan. Hal ini menurut penuturannya wajar, karena di tempat kerja sebelumnya (di Bandung) segala fasilitas dan kenyamanan hidup telah mereka dapatkan. Rumah, kendaraan operasional mewah, dan gaji yang besar.

Namun berkat ketekunan, kesabaran, ditambah dukungan salah satu warga yang kala itu menjadi ketua RT, menjadikan sosok Ma’mol Arif mampu melewati segala rintangan.

Keberanian meninggalkan zona nyaman, ke zona yang tidak nyaman. Itulah yang Pak Ma’mol Arief lakukan.

Setelah sekian tahun berjuang, sedikit demi sedikit perubahan mulai datang. Keberadaan mereka diterima masyarakat. Apalagi setelah beliau bersama pengasuh yayasan Nurul Amien mendirikan sekolah pada tahun 2008. Masyarakat semakin merasakan manfaat keberadaan mereka.

Masyarakat bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah ini. Sebelum ada sekolah ini anak-anak di daerah ini mayoritas tidak melanjutkan pendidikannya setelah tamat Sekolah Dasar.

Karena untuk menjangkau SMP terdekat, orang tua harus menyediakan setidaknya 10.000 rupiah setiap hari untuk ongkos ojek. Hal ini lantaran di daerah ini angkutan umum belum tersedia. Uang sebesar itu tentu memberatkan bagi warga di daerah tersebut yang notabene hanya bekerja sebagai buruh tani.

Usaha untuk terus memperbaiki sekolah dan kualitas pelayanan di Nurul Amien mengundang banyak simpati. Bupati, Kepala Dinas Pendidikan dan pemangku kebijakan lain sering datang ke sekolah ini. Bahkan, saat ini Nurul Amien menjadi rujukan pengembangan Sekolah Islam Terpadu di Kabupaten Garut.

Dari sisi akademik sekolah ini memang belum menghasilkan prestasi gemilang, namun dalam prestasi keagamaan sekolah ini bisa dibanggakan. Nurul Amien beberapa kali menjuarai lomba-lomba yang diselanggarakan pemerintah kabupaten Garut.

Dari kisah perjalanan yang saya lakukan sembari mengisi liburan ini, ada beberapa poin yang ingin saya share, yaknisosok pemuda bernama Ma’mol Arief yang gigih berjuang, mencurhakan tenaga, pikiran, dan berani keluar dari zona nyaman untuk meraih kepuasaan batin, memberikan manfaat lebih pada orang lain.

Seandainya di setiap pelosok-pelosok daerah muncul orang-orang seperti Ma’mol Arief, maka permasalahan - permasalahan rumit bangsa ini akan teratasi. Saya yakin masih banyak Ma’mol Ma’mol Arief lain. Cerita ini hanya satu dari sekian kisah pejuang di tempat lain, yang menjadikan hidup dan kehidupannya tidak semata mata untuk kesenangan, kesuksesan dan keberhasilan diri sendiri namun juga memikirkan nasib orang-orang di sekitarnya yang kurang beruntung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun