Sebelumnya saya mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional 25 November.
Tulisan ini saya persembahkan kepada seluruh guru di Indonesia, terutama kepada Ibu Kini, guru Taman Kanak-Kanak saya yang telah berjuang tanpa kenal lelah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ketika membaca atau mendengar tentang profesi guru Taman Kanak-Kanak (TK), pikiran saya akan membayangkan seorang guru yang dikelilingi anak-anak usia balita.Â
Mereka melompat, berteriak, pipis dan BAB di celana serta tingkah polah lain di luar dugaan. Itulah perilaku "khas" anak seusia mereka. Pasti dialami juga oleh Ibu guru TK saya ketika ketika mendidik kami semasa sekolah.
Tiba-tiba ingatan saya jauh ke belakang kepada Ibu Kini, guru TK saya. Setiap hari, dari Senin hingga Jum'at jam 7.30 s/d 10.00 WIB selalu hadir menemani dan mendidik kami, para muridnya.Â
Pembawaannya yang tenang membuat kami segan terhadap beliau.
Masih terekam jelas dalam memori ingatan saya, ketika teman-teman sekelas diminta Bu Kini merapikan bangku dan meja belajar.
Kami malah menyusun secara bertingkat. Buku-buku dan alat tulis lainnya disebar ke ruang kelas. Gambar dan poster serta pazel malah disembunyikan di lemari.
Di tengah asyiknya "mengacak-acak" ruang gelas, tiba-tiba ada teman saya yang pipis di celana. Siapa dia? Rahasia dong.
Apa yang Bu Kini lakukan melihat tingkah kami? Beliau tetap tenang duduk di kursinya yang berwarna coklat yang sudah mengelupas catnya.