Membaca berita kriminal yang diulas di KOMPAS dan REPUBLIK, membuat rambatan impulsif memorial di benak saya, mengenang akan kasus yang dahulu sempat heboh dan fenomenal, yakni aksi kriminal si "Kolor Ijo".
Namun bedanya, kasus yang terjadi di Denpasar tersebut merupakan tindakan kriminal pencurian atau perampokan saja. Berbeda dengan aksi Kolor Ijo yang melakukan tindakan kriminal pemerkosaan dan bahkan pembunuhan. Yang jadi persamaannya adalah pelaku tindakan kejahatan itu menggunakan pakaian dalam ketika melakukan aksi kriminalnya. Tidakkah ini terkesan aneh dan mengherankan?!
Namun, untungnya, Perampokan yang terjadi di Pulau Dewata itu tidak sampai memakan korban. Untung saja perampoknya bukan "Kolor Ijo" seperti yang dulu sempat ramai dibicarakan. Bahkan, berbagai rumor menghinggapi aksi teror yang dilakukan oleh Kolor Ijo beberapa waktu yang lalu. Mulai dari perbuatan orang iseng hingga yang beraromakan mistis atau klenik.
Bahkan, di bagian wilayah tempat Penulis tinggal, sengaja Penulis tidak menulis daerah tersebut untuk suatu alasan tetrtentu, diinformasikan telah terjadi aksi dari para warga yang beramai-ramai menghakimi sosok Kolor Ijo yang telah meresakan warga sekitar. Keberadaan sosok Kolor Ijo tersebut telah memakan korban anak gadis warga sekitar. Sehingga memancing amarah masyarakat. Akhirnya sosok Kolor Ijo tersebut berakhir tragis di tangan warga. Kolor Ijo itu harus mati mengenaskan ketika dihakimi oleh para warga, saat ketahuan melakukan aksinya di malam hari. Yang menjadi menarik beritanya adalah ternyata sosok Kolor Ijo tersebut menggunakan semacam "ilmu hitam" dalam aksinya. Hal inilah yang membuat susah para warga ketika menangkapnya. Namun, berkat "orang pintar" juga, akhirnya sosok Kolor Ijo dapat ditangkap dan berakhir tragis. Dikabarkan, katanya batang bamboo adalah senjata yang ditakuti oleh Kolor Ijo.
Nah, mengamati dan menganalisis kasus yang terjadi di Denpasar tersebut, tidakkah hal itu juga membuat kita merasa heran dengan si pelaku yang hanya menggunakan celana dalam ketika melakukan aksinya. Apakah ini semacam "gaya" baru dalam ber-kriminal, atau pelaku kejahatan tersebut mencoba kembali melakukan teror seperti Kolor Ijo yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu?! Wallahu'alam bish-shawab!
---------------------------------
Salam Tanggap,
[CV]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H