Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ih, Geli... Cipika-Cipiki dengan Laki-laki!

5 Agustus 2010   07:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_216727" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi"][/caption] Beberapa hari yang lalu, saya berkenalan dengan beberapa mahasiswa berkebangsaan Arab, melalui teman saya di kampus. Dalam proses perkenalan itu, ada hal yang membuat saya merasa aneh dan saya anggap sebagai sesuatu yang "janggal". Saat berkenalan dengan mahasiswa Arab tersebut, saya hanya melakukan gerakan tangan (baca : salaman), seperti yang umumnya orang lakukan. Akan tetapi, gerakan salaman ini, selanjutnya di-improvisasi oleh mahasiswa Arab tersebut dengan gerakan tambahan lainnya, yakni memeluk saya dengan erat, cipika -cipiki, dan menepuk-nepuk bahu belakang saya. Ada juga yang mencium kening saya dan mengucapkan sesuatu yang tidak saya mengerti. Saat itu, saya seperti merasa mengalami hal yang aneh dan membuat saya linglung sementara. Teman saya yang mengenalkan mahasiswa Arab tersebut, mengetahui perubahan dan sikap tubuh saya yang aneh. Kemudian, dia menjelaskan bahwa orang-orang Arab di sana memang memiliki budaya seperti itu (baca : perkenalan/silahturahmi). Jelasnya lagi, bahwa budaya itu menjadikan persaudaraan dan silahturahmi yang terbentuk antar sesama, layaknya untaian mata rantai yang kuat dan bagaikan satu tubuh. Dan, biasanya juga mereka mendo'akan sesuatu yang baik terhadap orang yang baru dikenalnya atau dijumpainya. Mendengar penjelasan teman saya tersebut, saya menjadi sedikit lebih faham. Tetapi, terang saja, suasana dan kejadian tersebut adalah hal yang saya anggap "aneh", kecuali dilakukan pada keluarga atau sanak saudara sendiri. Dan sampai sekarang, kalau mengingat kejadian itu, saya jadi meresa geli sendiri. [*CV] Note : Sumber gambar ada di sini. -------------------------------------------- Lain Ladang, Lain Belalang.. Lain Lubuk, Lain pula Ikannya...

.

Salam Multi Budaya, [CV]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun