Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

'Menguak' Misteri Kefasihan Pidato Presiden SBY !!

19 Maret 2010   02:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:20 2481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara entimologi, Kata TelePrompTer dengan huruf kapital berasal dari nama dagang sebuah perusahaan teleprompter yang pertama kali mengembangkan peralatan elektronik tersebut di tahun 1950an. Kata teleprompter tanpa huruf kapital dijadikan nama merk dagang umum karena diproduksi oleh banyak perusahaan di berbagai tempat.  Kata teleprompter yang juga disingkat dengan sebutan prompter atau prompteur, selain dipakai di Amerika Serikat, juga dipakai di Prancis dan Jerman. Beberapa istilah atau nama lain dari teleprompter:

  • Electronic Speech Notes
  • Cueing Device
  • Idiot Board (slang)
  • Autocue (lazim dipakai di negara persemakmuran; seperti: Inggris, Irlandia, dan Australia)

Adapun unsur utama dalam teleprompter ini terdiri dari empat unsur. Unsur-unsur tersebut antara lain : kamera studio, display penunjuk teks, cermin, dan operator pengendali alur teks. Operator tersebut harus mengatur lancarnya alur teks yang kemudian akan ditampilkan oleh display. Dari display, pembicara akan membaca teks yang dipantulkan cermin ke layar di depannya. Di belakang layar, kamera studio menangkap mimik wajah pembicara sehingga seolah-olah pembicara sedang menatap penonton televisi. Oleh karena itu, dibutuhkan sinkronisasi antara kecepatan baca pembicara dengan kecepatan operator menjalankan aliran teks.

Kemudian, Perkembangan teknologi dari masa ke masa juga turut mengubah bentuk dan kegunaan serta fitur-fitur yang ada dalam teleprompter. Contoh nyatanya adalah pemasangan teks berjalan disudut-sudut gedung untuk kepentingan periklanan. Contoh lainnya adalah jenis teleprompter baru yang dinamakan Interrotron. Selain itu, perubahan ini juga dapat dilihat jelas dari pemakaiannya dalam televisi, pidato , dan konser musik.

Nah, penggunaan teleprompter sebagai alat bantu berpidato seperti yang digunakan oleh Presiden SBY. Dapat dijelaskan sebagai berikut. Teleprompter jenis ini lazim disebut sebagai Conference Teleprompter System. Kaca yang digunakan dalam perangkat ini menggunakan lapisan transparan agar tidak mengahalangi pandangan pembicara oleh penonton atau kamera ketika membaca teks pidatonya. Biasanya, teleprompter jenis ini menggunakan dua jenis kaca transparan yang diletakkan disisi kiri dan kanan pembicara. Kaca-kaca tersebut berfungsi sebagai reflektor dari naskah pidato yang ditayangkan dari layar komputer. Dengan demikian, pembicara dapat berpidato sembari melihat ke arah penonton yang berada disisi kiri dan kanannya.

Kepala pemerintah yang pertama kali menngunakan Conference Teleprompter System adalah Margareth Hilda Thatcher, Perdana Menteri Inggris yang memerintah dari tahun 1979 sampai 1990. Beliau kerap menggunakannya dalam berpidato di depan Parlemen. Selain itu, orang yang seringkali menggunakan teleprompter ini adalah Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad. Beliau beberapa kali menggunakan perangkat ini pada acara kenegaraan di Malaysia. Di Indonesia, pemakaian teleprompter ini sendiri sudah dimulai sejak tahun 2000-an. Tercatat pada tahun 2003 Twilight Orchestra menggunakannya pada konser di Halim. Selain itu, pada tahun 2006 digunakan pada peluncuran buku Indset yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan, Yuwono Soedarsono.

Gambar Berikut memperlihatkan teleprompter dan cara kerjanya :

Demikianlah yang dapat Penulis sampaikan mengenai misteri kefasihan Pidato Presiden SBY. Memang kemungkinan Bapak SBY tidak menggunakannya setiap kali Beliau berpidato. Tetapi yang jelas, keberadaan alat super canggih ini telah memberikan manfaat sekaligus pandangan "berbeda" dari para penyimak atau orang yang mendengarkan, ketika seseorang berpidato dengan bantuan alat ini. Tindakan atau  aktivitas (dalam hal ini berpidato) yang alami dan terekspresikan dari dalam diri sendiri saat melakukannya tanpa bantuan alat ini, akan jauh lebih berkesan, smart, berwibawa, dan memancarkan pesona sebagai orator yang ulung. Mungkin kita bisa berkaca dari seorang Soekarno dan kawan-kawannya pada masa lalu, dimana beliau ini telah dikenal sebagai orator yang ulung pada masanya. Benarkah?! Wallahu'alam bish'shawab !

Terima Kasih & Semoga Bermanfaat !

.

Buitenzorg, 19 Maret 2010

Cupi Wibisatria Valhalla

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun