Mohon tunggu...
Bagus Hapsariwanto
Bagus Hapsariwanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hidup bukan untuk hidup, tapi hidup untuk yang Maha hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati untuk hidup yang lebih abadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Aksi Vandalisme di Gunung Arjuno

29 Agustus 2013   19:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:38 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingin sekali rasanya upacara kemerdekaan Republik Indonesia di puncak gunung, itulah mengapa saya teman-teman pada tanggal 15 agustus kemarin pergi ke tretes untuk mendaki gunung arjuno, dengan harapan tanggal 17 agustus sudah sampai puncak. Sepanjang perjalanan kepuncak ada beberapa sampah plastik, padahal plastik lama terurai dengan tanah. Entahlah mungkin capek yang mau bawa, padahal sampah terhitung paling ringan bawaannya ketimbang bawa tas dan perlengkapan lainnya. Buang air besar sembarangan, ini yang paling saya gak suka sudah gak ikut buang, tapi ikut nyium baunya. Pos II (kokopan) dan III (pondokan) di tanah lapang, tempat biasa bangun tenda ada juga padahal agak jauh dikit disemak-semak kan bisa, dan pada tempat sumber air di pos III di dekat penampungan air ada juga padahal tempat itu sumber air bagi pendaki dan masyarakat setempat. Parah pendaki-pendaki jaman sekarang, kalo takut ya tinggal minta anterin ke temen, kalo takut dingin ya di tahan aja sampai siang atau pakai jaket lapis 5, jangan bikin pendaki lain jadi ilfil. [caption id="attachment_275263" align="aligncenter" width="504" caption="Foto Pribadi : Aksi Bersih-bersih setelah upacara di puncak arjuno"][/caption] [caption id="attachment_275265" align="aligncenter" width="432" caption="Foto Pribadi : Aksi Bersih-bersih setelah upacara di puncak arjuno"]

13777785771223439625
13777785771223439625
[/caption] Menulis tulisan dibatu. Pada saat sampai puncak arjuno, setelah upacara kita melakukan bersih-bersih batu dari cat yang merusak pemandangan yang tadinya alami, apasih yang terfikir oleh pelaku yang nge-cat batu itu, “iniloh saya udah nyampek puncak arjuno” atau “sebagai ungkapan ke pacar bahwa kamu sayang pacar kamu” gitu tah, aduh mas mbak jangan gitu caranya tuh bikin alam gak alami lagi, bikin rusak pemandangan, bikin rusak backround saat ambil foto. Menebang pohon atau mengambil tanaman, ini biasanya dilakukan untuk membuat api unggun, menurut saya sih gak papa asalkan pohon yang di tebang itu sudah mati, tapi kalo mengambil tanaman seperti edelweis dan yang lainnya jangan. Kalo kangen ingin lihat edelweis ya tinggal naik gunung aja lagi, kalo males ya liat gambar aja tuh di google banyak. Jangan sok buat komunitas, grub, atau kelompok pecinta alam, tapi kelakuannya masih buang sampah sembarangan, coret batu dan pohon sana-sini. Pecinta alam juga harus menjaga alam bukan merusak saja. Menurut saya kecintaan terhadap alam mulai memudar di beberapa pendaki atau mungkin males,  menjaga alam dan hanya mementingkan pemandangan yang indah tanpa menjaganya. Ini alam yang harusnya kita jaga dan rawat supaya anak cucu kita kelak bisa menikmati alam yang masih alami ini. Salam Lestari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun