Namanya riana, 35 tahun umurnya. Sudah menikah kurang lebih 13 tahun. Besama arjun, belum juga dikaruniai momongan. “mungkin Tuhan belum percaya sama kita ya mas..” begitu riana biasa mencoba menghibur hatinya. “ia.. mungkin juga, kita harus lebih berusaha lagi dan lagi..” arjun menimpali.
Sebenarnya topic ini begitu sensitive diantara keduanya. Baik riana maupun arjun tak ingin membuka percakapan tentang anak. Tapi kali ini, sedikit berbeda buat riana. Dia bimbang. Pikirannya terbang dan terbagi. Teringat perkataan suaminya beberapa hari lalu dalam sebuah percakapan di kamar.
“sayang, mas boleh nikah lagi gak.. heheheh”
Riana terdiam sebentar. Menutup buku yang di bacanya.
“boleh kok mass.. udah ada calonnya???”
“mm serius sayang…??? “ arjuna sedikit terkejut dengan jawaban istrinya.sambil matanya sedikit berbinar kaget.
“ia.. tapi sebelum kamu aku nikahin sama dia, kita urus dulu perceraian kita di KUA, aku gak mau di madu..!!!” beranjak pergi riana dari kamarnya sambil membanting buku yang dipegangnya. Tinggal arjun yang terbengong-bengong melihat reaksi istrinya itu.
Cukup lama riana ngambek dengan suaminya itu.
“sayang.. itu kan tadi Cuma bercanda aja.. ga usah diambil hati gitu donk..maaf yah..” arjun merajuk. Dan pertengkaran malam itu membuat riana murung, banyak pikiran. juga mengubah hari-hari riana. Menjadi lebih pendiam.
Perubahan ini diketahui benar oleh, ryan, teman riana, yang sudah beristri dengan 1 anak. Karena pembawaannya yang humoris, ryan tau benar bagaimana cara menghibur riana, inilah yang membuat riana jadi nyaman bersenda gurau dengan ryan. Hingga akhirnya, candaan itu berbuah keruwetan pemikiran yang lebih kompleks buat riana. Candaan yang awalnya tak lucu.
Siang itu, di cafe depan kantor, Riana hanya ngobrol biasa kepada ryan. Kemudian mengarah ke curhat yang sebenarnya juga tak sengaja. Riana terpancing alur pembicaraan ryan, dan soal mancing memancing isi hati orang, ryan jagonya. Pembicaraan di buka soal pekerjaan, mengalir terus menjadi soal gossip seputar kantor mereka, hingga akhirnya pancingan ryan mengarah ke kehidupan pribadi riana. Riana yang terbawa suasana café yang memang sejuk itu perlahan-lahan mulai membuka isi hati.
“gw kasih saran nih.. mau gak??..heheh
Apa ??
Kita selingkuh, Making Love, hanya sampai lo hamil.. setelah itu.. stop..!!
Ahhh gila lo.. gak gak.. “ terbelalak mata riana mendengar usulan ryan
Hehehhe ini sih penawaran hehehe “ sambil cengar cengir si ryan menatap wajah riana yang langsung memerah. Entah marah, entah salah tingkah.
Dan perkataan ryan itu membuat pergolakan bathin riana jadi semakin hebat. Antara selingkuh demi memiliki anak, mencegah perceraian atau membiarkan suaminya menikah lagi, dengan resiko, DIMADU..!!. tapi selingkuh pun bukan tanpa resiko, ketauan, berantakan semua. Bercerai? Hal itu tak pernah ada di opsi riana, kecuali jika suaminya terus memaksa untuk menikah lagi. Dimadu…? Aduuhhh riana tak kuat membayangkan jika suaminya tiap malam tidur di kamar istri mudanya, sementara dia sendiri kesepian.
“sayang, kita nikmati aja dulu hidup kita, kamu lakukan saja hal-hal yang bisa membahagiakan kamu.. aku tak ingin memaksa kamu” begitu suaminya setiap kali pembicaraan soal anak mulai memanas dikamar riana. Tapi yang tak bisa di terima riana sampai saat ini adalah permintaan nikah lagi dari suaminya, walaupun berkali-kali suaminya menegaskan itu Cuma bercanda tapi dia terus mengulang, dan kali ini dengan bumbu “ mau masuk surga gak..?” “aku mau masuk surga.. tapi aku gak mau di madu..”
Ryan yang paham posisi riana tak mau mengambil untung dari situasi itu. Dia hanya ingin melakukan apa yang bisa dia lakukan, dan itu harus atas persetujuan riana. Ajakannya utnuk selingkuh demi memperoleh anak, hanya usulan spontan. Dan dia sudah melupakan ajakan itu. Tapi hari ini, riana yang malah membuka topic itu.
Yan, lo bener misalkan nanti kalo gw udah hamil, kita stop untuk selingkuh?
Ryan bengong, sesaat tanpa kata. Perlahan dia aduk kopi hitamnya.
“gini ya ri, perkataan gw tempo hari itu Cuma bercanda, dan kalo lo anggap serius sekarang ya buat gw sih gapapa. Lo kenal gw, dan gw kenal lo, kita udah lama berteman, dan gw mau lo ngelakuinnya juga nanti tanpa paksaan. Walaupun tanpa perasaan, saat ini loh yah.. entah kalo nanti di hati kita tumbuh perasaan atau benih-benih sayang dan cinta, kita gak tau, dan gw harap, ketika ada perasaan itu, kita sama-sama mampu kendalikan diri“
Hening, riana hanya diam menatap kosong gelas jus nya yang telah kosong. Dia tau ryan lelaki yang baik, tapi dengan selingkuh, dia bukan hanya menyakiti suaminya, tapi juga istri ryan.
Dalam bimbang, riana berpikir matang, dia tak ingin salah mengambil keputusan. Dan ketika riana mengatakan ingin melakukannya bersama ryan, ryan menganjurkan kepada riana untuk berpikir lagi. Diberi waktu oleh ryan 2 hari. Ryan tak ingin keputusan ryana hanya emosi sesaat.
Waktu terus berlalu, hari berganti senja, senja berganti malam. Antara riana dan ryan, hanya mereka yang tau. Tapi yang pasti, jangan pernah membiarkan istri mu, atau suami mu, pergi keluar rumah dalam keadaan kecewa kepada mu. Karena pada saat bersamaan, bisa jadi, ada lelaki lain atau perempuan lain yang memberinya kenyamanan dan perhatian, lebih dari pada kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H