Manihot esculenta atau yang disebut dengan singkong merupakan tanaman yang tumbuh dari akar tanaman ketela pohon. Singkong sering juga disebut dengan ketela, gadung, atau ubi kayu. Tanaman singkong sangat mudah sekali ditemui di Indonesia, apalagi banyak sekali olahan makanan yang terbuat dari bahan dasar singkong seperti tape, jemblem, getuk lindri, dan yang paling sering ditemuai adalah keripik singkong. Keripik singkong sering sekali digunakan untuk cemilan. Cara pembuatan keripik singkong juga sangat mudah. Selain itu keripik singkong biasanya juga diberikan beberapa varian rasa seperti balado. Karena hal tersebut banyak cemilan yang terbuat dari bahan dasar singkong yang banyak digemari oleh masyarakat dari semua kalangan.
Desa Cumedak mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau pekebun. Salah satu hasil tani di desa Cumedak adalah singkong. Hal tersebut merupakan peluang bagi masyarakat desa Cumedak untuk menjadikan singkong sebagai produk olahan yang mempunyai nilai jual sehingga dapat meningkatkan taraf hidup atau UMKM di masyarakat. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil Menengah. UMKM sendiri adalah usaha eknomi produktif yang dimiliki perorangan atau badan usaha sesuai dengan kriteria undang – undang.
UMKM yang menggunakan bahan dasar kripik singkong di desa Cumedak salah satunya adalah usaha milik bapak Elin. Usaha milik bapak Elin ini kira – kira sudah berjalan selama 3 tahun. Untuk pengolahan keripik singkong dilakukan oleh 4 orang, salah satunya bapak Elin yang dibantu oleh istrinya yaitu ibu Serly dan tetangga sekitar. Untuk produksi per hari kurang lebih bisa mencapai ½ kwintal keripik singkong.
Tahap pengolahan keripik singkong terdiri dari beberapa proses, yaitu :
1. Pemotongan singkong menggunakan alat pemotong khusus.
2. Pemberian bumbu pada singkong yang telah dipotong.
3. Penggorengan keripik singkong. Penggorengan dilakukan secara tradisional menggunakan kayu bakar.