Perjalanan Ahok menuju pencalonan dirinya sebagai capres RI di pilpres 2019 dipastikan akan penuh liku, penuh lobang, ditambah lagi banyak terdapat tanjakan, turunan dan tikungan.
Jalan berliku seharusnya bukanlah masalah besar, yang penting Ahok tetap sampai tujuan, yaitu jadi presiden RI 2019-2024. Loh, kalo Ahok jadi presiden RI, lalu Jokowi akan dikemanakan? Tenang saja, sebagai seorang sahabat yang baik, Ahok pasti tidak akan menyingkirkan Jokowi, saya yakin minimal Presiden Ahok akan memberikan jabatan Menteri atau Duta Besar kepada Jokowi.
Jalan berlobang seharusnya bukan masalah besar juga bagi Ahok, karena sebagai pria dewasa, Ahok bukan hanya sudah terbiasa dengan jalan berlobang, tetapi juga dengan 'lobang berjalan', yang teridentifikAsi banyak terdapat di Kalijodo dan Alexis Ancol.
Untuk tanjakan dan turunan, Ahok pasti mudah melewatinya, karena Ahok sudah terbiasa naik turun gunung, baik gunung tunggal seperti gunung agung, gunung semeru dll, atau gunung kembar seperti gunung gede pangrango, sindoro sumbing dll.
Untuk tikungan mungkin Ahok tidak terlalu khawatir, karena ia sudah biasa menikung, jadi sudah hapal medannya. Saat di DPR RI, Ahok menikung partai golkar dan beralih ke Gerindra, saat jadi wagub DKI Jakarta, Ahok menikung Gerindra dan beralih ke PDIP.
Perjalanan Ahok menuju pencalonan dirinya sebagai capres RI di pilpres 2019 tampaknya akan terganjal dengan ulah reseh BPK yang melakukan audit investigasi dan menyatakan terdapat kerugian negara dalam pembelian lahan RS Sumber Waras, juga ulah reseh KPK yang melakukan OTT operasi tangkap tangan kepada teman baik dan juga tetangga Ahok, yaitu presdir PT Agung Podomoro Land Ariesman Wijaya, Ketua komisi D DPRD DKI Jakarta Sanusi, terkait suap menyuap dalam pembahasan Raperda Reklamasi Pantai Jakarta.
Ulah reseh BPK dan KPK mau tidak mau, suka tidak suka, langsung tidak langsung menyeret-nyeret nama Ahok dalam putaran kasus korupsi tersebut.
Apakah Ahok terlibat dalam korupsi Pembelian lahan RS Sumber Waras dan Izin Reklamasi Pantai? Tak usah menebak-nebak dengan sok tahu dan sok pintar, biarkan Penyidik KPK bekerja maksimal, jangan diganggu, kalo diganggu nanti kerjanya jadi ngaco dan Ahok lolos dari jeratan hukum.
Ulah reseh KPK ini, makin mendapat angin dengan ulah rusuh Haji Lulung yang berani bertaruh iris kedua kupingnya jika Ahok berani gugat BPK ke pengadilan karena kerjanya yang ngaco tersebut. Gimana gak rusuh ? Masa kuping jadi bahan taruhan, kaya gak ada taruhan lain, lagipula taruhan itukan termasuk Judi, masa Lulung yang sudah berhaji masih suka berjudi, malu sama bang haji Oma Irama yang mengatakan Judi itu haram, Angel Lelga itu harum.
Ditantang gugat BPK ke pengadilan bukan hal mudah bagi Ahok, nanti kalo gugatannya ditolak bijimana? Kan malu Ahok. Emang Ahok masih punya malu yah? Kemarin sih waktu salah nuduh Jokowi yang tanda tangan APBD Perubahan 2015 dan salah nuduh ada sabotase pembuangan kulit kabel di gorong-gorong, tak terlihat Ahok mengaku salah. Mungkin ia malu mengakui kesalahan elementer tersebut, mungkin yah...
Ahok pun resah, andi lau antara dilema dan galau, apakah mau gugat BPK ke pengadilan dan melihat Haji Lulung kehilangan kupingnya, atau gugat Haji Lulung ke pengadilan karena bentuk rambut belah tengah Haji Lulung yang sudah ketinggalan Jaman, dan sudah lama jadi trend, terakhir jaman-jaman 4 raja langit muda dari Hongkong yaitu : Andi Lau, Aaron Kwok, Tony Leung dan Leon Lai.