Mohon tunggu...
Cuker
Cuker Mohon Tunggu... -

Not everyone will understand your journey. That's okay. You're here to live your life, not to make everyone understand.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banyak Orang Mendadak Alim di Bulan Puasa (Ramadan)

8 Juni 2016   11:09 Diperbarui: 8 Juni 2016   16:18 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto koleksi pribadi : ikut pengajian-pengajian yang diadakan selama bulan ramadhan"][/caption]

Datangnya bulan Ramadan terus terang membawa banyak perubahan di diriku dan di diri teman-temanku. Aku dan teman-teman berlomba-lomba berbuat kebaikan dan mengumpulkan pahala yang Allah janjikan berlipat-lipat nilainya dibanding ibadah yang dilakukan di bulan-bulan lainnya.

Dede alias Michael yang biasa tidur jam 8 malam bangun tidur jam 8 pagi, kini tidur setelah sholat taraweh dan tadarusan, bangun di sepertiga malam untuk tahajud, membangunkan teman-teman di grup untuk tahajud, lalu sahur dan sholat subuh, lalu tidur lagi dan bangun pagi jam 8. Subhanallah, Saya senang mendengar bahwa Michael menjadi seperti ini sekarang, mudah-mudahan akan begini terus walaupun bulan ramadan sudah berakhir.

Herry yang biasanya gaji, bonus-bonus dan uang sampingan dari kantor habis untuk urusan jelas dan gak jelas, untuk makan dan minum dengan teman-teman, kini semua rejekinya itu diberikan hanya untuk keluarga dan kaum dhuafa yang membutuhkan. Tidak ada hari tanpa infak dan sedekah bagi Herry. Melihat anak kecil di lampu merah berbaju lusuh dan tanpa alas kaki, ia berikan uang 200.000 kepada anak itu untuk membeli pakaian layak pakai dan alas kaki yang nyaman di kaki. Melihat anak kecil di jalan, Herry jadi teringat anak di rumah.

Melihat gadis remaja memakai baju ketat dan rok mini, mungkin kurang uangnya untuk membeli baju dengan bahan yang cukup, ia hampiri gadis itu, ia tanyakan rumahnya di mana, berapa no HP nya, dan ia berjanji akan membelikan baju baru yang bagus dan menutup aurat si gadis. Subhanallah, Saya senang mendengar bahwa Herry menjadi seperti ini sekarang, mudah-mudahan akan begini terus walaupun bulan ramadan sudah berakhir.

Ragile yang biasanya sering mengkritik teman-teman, keluarga bahkan pemerintah. Semua yang dilakukan orang lain selalu salah di mata Ragile, selama bulan Ramadan ini nyaris tak pernah terdengar Ragile mengkritik atau menjelek-jelekan siapapun. Yang aku lihat sendiri, Ragile sibuk mengaji hampir setelah sholat wajib dan sunah, ia ikut program ODOJ one day one Juz. Di kala sendiri, atau di tengah keramaian, sering kulihat mulut Ragile bergerak-gerak sendiri sambil matanya sesekali terpejam, tampaknya ia sedang berzikir mengisi waktu luangnya. Subhanallah, Saya senang mendengar bahwa Ragile menjadi seperti ini sekarang, mudah-mudahan akan begini terus walaupun bulan ramadan sudah berakhir.

Beberapa orang yang tak siap akan perubahan yang terjadi dengan diri Michael, Herry dan Ragile berkata sinis "Mengapa kau mendadak alim di bulan ramadan ini, kenapa tidak dari kemarin-kemarin menjadi alimnya. Dulu kau lalim dan zalim, sekarang mendadak alim. Gusti Allah ora sare, palingan kau menjadi alim hanya selama ramadan saja, lepas ramadan kau akan kembali seperti semula."

Mendengar yang sinis-sinis begini, naluri ustad saya langsung muncul. Sebelum yang dikatakan orang-orang sinis ini makin melebar, karena jika sudah lebar pasti tidak enak rasanya, beda dengan jika makin memanjang, pakin panjang katanya makin enak. Bukan begitu kaka Marla, kaka Kazimi, Kaka Ratih, Kaka Merva?

Saya katakan ke orang-orang sinis tersebut "mengapa kalian resah dan gelisah, rusuh dan misuh-misuh ke orang yang mendadak alim? Bukankah kita harus bersyukur jika ada teman kita yang mendapat Hidayah menjadi alim, walaupun mendadak, daripada ada teman kita yang mendadak zalim atau lalim? Sama seperti kalian menyimpan rasa benci kepada seseorang selama bertahun-tahun, rasa itu pasti menyiksa kalian, semua hal-hal terkecil terkait orang yang kamu benci sangat kamu perhatikan lebih dari orang itu memperhatikan dirinya sendiri, hal itu kami lakukan untuk menjadi senjata menyerangnya, sehingga kamu melupakan mengurus dan mengembangkan dirimu sendiri. Jika sudah demikian sangat perhatiannya, kenapa tidak memilih mencintainya saja, hal itu akan membuat dirimu memperbagus diri biar ia mencintaimu balik. Bukankah lebih baik mencinta daripada membenci?"

Salam sayang

Cuker

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun