[caption caption="Ilustrasi : tidaktampan.blogspot.com"][/caption]
Berulangkali, mungkin sudah lebih dari 25x, aku membaca kutipan puisi dari Sapardi Djoko Damono berjudul "Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana" yang dipakai banyak orang yang sedang jatuh cinta, dituliskan di sepucuk surat, di dinding media sosial, di status akun chatnya, yang tujuannya untuk seseorang lain yang dicintainya.
Mungkin biar terlihat romantis. Perempuan kan paling suka pria romantis, sebab pria romantis seringkali melakukan hal-hal menyenangkan dan membuat perempuan serasa terbang ke awan. Kalo pria sukanya dengan perempuan yang pintar masak, karena untuk disayang pria itu rahasianya sangat mudah, manjakan perutnya, maka yang dibawah perutnya akan setia dan tak akan pernah nakal.
Ini kutipannya puisi legendaris dari Sapardi :
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
-------
Awalnya aku juga suka dengan kata-kata Sapardi tersebut, tapi lama-lama koq terasa bosan dan jadi biasa-biasa saja. Kata-kata yang menurut banyak orang indah, koq jadi tak bermakna apa-apa. Sebenarnya bukan juga tak bermakna apa-apa sih, tapi karena aku tak mengerti artinya, kata-kata Sapardi terdengar rumit, terasa tak sederhana di telingaku yang normal ini.
Masa mencintai seseorang yang kita cintai, kita sayangi, yang sangat spesial di hidup kita dengan cara sederhana? Harusnya kan dengan cara yang spesial juga, dengan cara yang tidak sederhana? Bukan begitu kawan?