Ketua umum PDIP, Ibu Megawati Soekarno Putri diberitakan sempat berulangkali menyindir gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada acara peluncuran buku "Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat", di Gedung Arsip Nasional, Rabu (23/3/2016) malam.
Megawati mengatakan beberapa kalimat yang tidak tuntas, yang membuat banyak orang menerka-nerka apa maksud perkataan Bu Mega tersebut, antara lain "Tunggu saja tanggal mainnya", "Saya heran juga kok dia datang", "Pak Ahok, kalau jantan tuh..., gimana Pak Ahok,"
Seperti biasa, Ahok tidak merasa tersindir, ia justru merasa tersanjung karena ia merupakan orang pertama (dari 10 orang) yang menerima buku langsung dari tangan Megawati. Di mana-mana kalo orang yang mendapat kesempatan pertama akan merasa senang dan tersanjung, Saya juga akan merasa sangat senang dan tersanjung jika diberi kesempatan pertama sebagai kompasianer yang ikut dalam kunjungan kerja presiden Jokowi seperti pernah dialami oleh Iskandar Zulkarnain dan Gapey Sandi. Sekarang koq tidak ada beritanya lagi yah program kompasianer ikut kunjungan kerja presiden Jokowi yang katanya akan berkesinambungan dan berkelanjutan?
Apakah ada sindir menyindir antara Megawati dan Ahok di acara semalam, biarlah menjadi rahasia dan isi hati mereka berdua, tak penting untuk kita diskusikan dan tebak-tebak, jauh lebih penting untuk saat ini menebak bagaimana sih sebenarnya sosok Ahok di mata Megawati?
Apakah Ahok tetap jadi anak emas? Sehingga Ahok sampai mendapat restu bu Mega untuk mendampingi Jokowi di pilkada DKI Jakarta 2012, di mana saat itu nama Jokowi sedang harum-harumnya, popularitas dan elektabilitas tinggi sekali, sehingga kans Jokowi sangat besar untuk menang di pilkada DKI Jakarta 2017, sampai-sampai ada candaan serius yang mengatakan "Sungguh beruntung yang menjadi calon wakil gubernurnya Jokowi di pilkada DKI Jakarta 2012, Jokowi berpasangan dengan kursi atau bendera saja pasti menang, dan nanti jika Jokowi ikut pilpres 2014, menang lalu dilantik jadi presiden RI, maka wakil gubernur DKI Jakarta akan dilantik menjadi gubernur DKI menggantikan Jokowi."
Apakah Ahok telah menjadi anak durhaka? Yang tak tahu terima kasih, sudah disayang-sayang, dimanjakan, dituruti semua kemauannya, namun setelah berhasil menjadi 'orang' menjadi lupa diri dan asal usul, istilahnya 'Kacang Lupa Kulit'.
Ini pendapat dan tebakan saya tentang sosok Ahok di mata Bu Mega ;
1. Ahok adalah pemimpin di Jakarta yang harus dihormati seluruh penduduk DKI Jakarta
Sebagai pemegang KTP DKI Jakarta, Bu Mega sangat menghormati pimpinan di DKI Jakarta. Sebab jika ia hormat dan baik ke gubernur DKI Jakarta, maka segala sesuatu terkait administrasi kependudukan, perijinan usaha, koordinasi dan pelaksanaan proyek pekerjaan di Jakarta akan berjalan lancar tanpa hambatan, sebaliknya jika ia bermasalah dengan gubernur DKI Jakarta, bukan tidak mungkin urusan-urusannya terkait dengan hal-hal di atas akan menemui kendala, paling ekstrim misalnya ; tiba-tiba tanah lokasi rumahnya masuk program taman kota, atau fly over, atau jalan tol, atau lainnya, sehingga demi kepentingan umum harus digusur.
2. Bu Mega tidak mau Ahok meniru SBY yang plin plan dan lama mengambil keputusan
Sesungguhnya bu Mega tidak mau ambil pusing apakah Ahok akan maju pilkada DKI Jakarta dari jalur parpol, entah melalui PDIP atau parpol lainnya, atau akan maju dari jalur independen dengan syarat Teman Ahok mampu mengumpulkan 1 juta fotokopi KTP sebagai bentuk dukungan ke Ahok. Yang Bu Mega peduli ke Ahok, yang sudah dianggap sebagai anak angkat kesayangannya adalah segera tentukan pilihan, yang jantan, jangan plin plan, jangan tiru pak mantan presiden, yth Bapak SBY yang terkenal sangat lama jika mengambil suatu keputusan penting, timbang sana timbang sini, sampai suatu permasalahan sudah selesai sendiri oleh waktu, tanpa ada keputusan apapun dari pak mantan.