[caption caption="Capture"][/caption]
Di tulisan saya kemarin berjudul "Jokowi Bikin Singapura, Hongkong, Arab Saudi, Amerika dan Uni Eropa Ketar Ketir" ada komentar yang lucu dan gemesin, yang tanpa basa basi, tanpa salam, tanpa permisi langsung mengeluarkan isi otaknya melalui mulutnya yang penuh kotoran. Ia mengatakan "Judul artikel cari sensasi dasar bahlul."
[caption caption="Capture"]
Saya sungguh terhibur dengan komentar nyeleneh begini, teman-teman lain juga (mungkin) merasa terhibur. Terlihat dari komentar kompasianer Jati Kumoro yang mengcopas komentar mbak Sayeed di komentar lainnya di artikel yang sama, katanya "sayeed mode ON". Lucu banget soalnya. Wkwkwkwkwk.
Banyak pembaca yang fokus ke isi tulisan, kompasianer ini malah fokus ke judulnya, entah tulisannya ia baca atau tidak? Sepertinya tidak dibaca, sebab ia sering sekali komentar gak nyambung dengan isi tulisan, tulisan ke utara, mbak sayeed komentar ke selatan, giliran isi tulisan ke selatan, eh mbak Sayeed malah ke Barat, udah komentar asbun dan asal jeplak, jika ada yang membenarkan dan mengkoreksi, eh malah ngeyel gak mau dibenerin.
Sekarang saya mau bahas tentang Ahok dan sepak terjangnya dalam memimpin DKI Jakarta yang membuat ketar ketir banyak pihak. Siapa dan Bagaimana bentuk ketar ketirnya, yuk kita simak sama-sama. Simak yah teman-teman, bukan sibak. Kalo sibak itu urusannya dengan rok pasangan, biar kelihatan betis dan pahanya yang mulus.
1. KPK ketar ketir dikatakan bekerja lamban dan tidak profesional
KPK ketar ketir karena tuntutan publik begitu kencang agar KPK mengusut tuntas kasus korupsi di pengadaan lahan RS Sumber Waras dan Suap raperda reklamasi pantai Jakarta, dan publik mau KPK tegas mengumumkan hasil penyelidikan maupun penyidikannya apakah gubernur Ahok terlibat grant korupsi dan korupsi yang sempurna ini atau tidak?
Jika tidak terlibat segera umumkan, cabut cekal terhadap pegawai magang merangkap staf ahli gubernur DKI (informal) bernama Sunny Tanoe sehingga Ahok bisa fokus kerja memimpin DKI Jakarta dan bisa tenang mencalonkan diri di pilkada DKi Jakarta 2017.
Jika terlibat segera umumkan Ahok sebagai tersangka, panggil, periksa, tangkap dan tahan, sehingga pembangunan DKI Jakarta tidak terganggu, dan situasi politik di DKI Jakarta jadi kondusif. Jangan ulur-ulur waktu seperti pemain bola yang muter-muter di daerah pertahanan sendiri di masa injury time menunggu wasit meniup peluit panjang.
2. BPK ketar ketir dibilang Ahok ngaco