Menteri ESDM adalah jabatan basah yang sangat strategis.
Dikatakan Basah karena terkait dengan urusan minyak dan gas yang nilainya triliunan, sehari-hari bersinggungan dengan perusahan-perusahaan tambang nasional (pertamina dll) dan multinasional (eg : freeport, newmont, total, petrochina, BP dll). Segala sesuatu terkait minyak dan gas pasti melibatkan nilai uang yang tidak sedikit.
Dikatakan strategis karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Semua unsur kehidupan manusia butuh minyak dan gas untuk menggerakkan mesin-mesin dan kendaraan. Manusia saja mesti buang gas yang tak terpakai, jika tidak maka manusia akan mati karena perutnya membusuk. Tapi jangan seperti teman saya yang LGBT, hampir tiap 10 menit sekali pasti buang gas, dikarenakan klep/katup penutup saluran pembuangan gasnya sudah longgar alias dol.
Saking basah dan stragisnya jabatan menteri ESDM, banyak pihak berkepentingan terhadap siapa sosok yang akan memegang jabatan menteri ESDM, karena ini terkait langsung atau tidak langsung dengan tender-tender dari proyek-proyek di kementerian ESDM yang nilainya fantastis, minimal ratusan miliar rupiah.
Siapa yang mempromosikan sosok Arcandra Tahar tidak perlu kita bahas, toh Arcandra Tahar sudah dipecat dengan hormat oleh presiden Jokowi, ia berhak atas uang pensiun sebagai menteri. Nasi sudah jadi bubur. Hal ini disebabkan si mbak yang masak di dapur kebanyakan kasih air. Saat saya tanyakan kenapa airnya kebanyakan? Ia menjawab singkat "Kalo airnya kurang, nanti jadinya seret. Ga enak Tuan." Saya pernah survey ke teman-teman kantor, enak mana nasi atau bubur? Banyak yang menjawab lebih enak bubur. Saat saya tanyakan "enak mana bubur atau bibir?" Semua teman kantor kompak menjawab "ya jelas lebih enak bibir."
Yang jauh lebih asyik dibahas adalah siapa yang paling diuntungkan atas pemecatan Arcandra Tahar ini. Saya mencatat ada beberapa pihak, yang (mungkin) diuntungkan dengan pemecatan menteri Arcandra Tahar, yuk kita bahas satu per satu :
1. Kong Ragile menyatakan pihak yang paling diuntungkan adalah menko maritim Luhut Binsar Panjaitan, yang katanya seperti mendapat durian runtuh akibat menjadi pejabat sementara menteri ESDM sampai presiden Jokowi menetepkan menteri ESDM secara definitif.
Saya tidak sependapat dengan kong Ragile, karena justru menteri Luhut jadi repot dengan rangkat jabatan ini. Pekerjaan sebagai menko maritim aja belum tentu beres, mesti ditambah pekerjaan sebagai menteri ESDM, sementara tangan Luhut cuma 2 kaki cuma 2, dan waktu yang dipunya tidak bertambah hanya 24 jam sehari, masa iya gak tidur gara-gara rangkap jabatan, nanti kantung mata Luhut akan bengkak dan terlihat hitam seperti mantan presiden SBY yang kurang tidur akibat rangkap jabatan presiden, ketua umum Partai Demokrat dan ketua dewan pembina PD.
2. Tante Paku menyatakan pihak yang paling diuntungkan adalah mafia migas, karena rencana-rencana jahat mereka tetap bisa berjalan, karena tadinya dikhawatirkan hal tersebut akan dijegal oleh Arcandra Tahar yang sepertinya bersih dan anti korupsi.
Saya tidak sependapat dengan Tante Paku, karena saya tidak percaya ada mafia migas di Indonesia. Mafia yang merupakan organisasi kejahatan yang menjalankan kejahatannya berdasarkan ikatan kekerabatan (kekeluargaan) itu hanya ada di Italia, sempat ada di New York jamannya Keluarga Corleone jadi Godfather beberapa dekade silam, di Indonesia tidak ada mafia, saya haqul yakin. Riza Chalid yang disebut-sebut sebagai mafia migas, sekarang tak tahu entah di mana, akibat menjadi DPO kejaksaan agung saat menyelidiki kasus papa minta saham freeport. Jadi saya beranggapan sangat berlebihan jika mafia migas diuntungkan dengan pemecatan Arcandra Tahar ini.
3. Herry FK menyatakan pihak yang paling diuntungkan adalah Amerika Serikat. Alasannya sederhana : dengan dipecat sebagai menteri, maka kemungkinan besar Arcandra Tahar akan kembali bekerja di Amerika Serikat, setelah sebelumnya sejak tahun 1996 ia bekerja di AS dan memegang jabatan penting di perusahaan migas serta beberapa hak paten terkait pertambangan migas.Â