2. Wawancara langsung calon baby sitter, tanyakan pernah kerja di mana saja, alasan berhenti kenapa? minta nomor telepon majikan lamanya, lakukan konfirmasi ke majikan lama untuk meminta referensi atau rekomendasi tentang bagaimana performancenya saat bekerja dulu.
Jika ada 1, 2 atau 3 informasi yang missed dengan yang diceritakan oleh calon baby sitter, atau dia berbelit-belit memberikan informasi, maka kita sudah paham untuk mencoretnya dari candidate list.
3. Gali kemampuan calon baby sitter tentang jenis-jenis permainan dan kreatifitas anak-anak, misal : menggambar, origami, bernyanyi lagu anak-anak, bahkan berjoget yang bisa menghibur anak-anak. Jika calon baby sitter tak bisa hal-hal di atas, tak tahu lagu anak-anak misal balonku ada 5, burung kaka tua, ku seorang kapiten dll, maka siimple saja ke calon baby sitter tersebut, leave her and find another one.
4. Beritahu kesepakatan sejak awal pemilihan, misal : main HP hanya boleh malam hari di atas jam 9 saat sudah bebas tugas. Jika calon baby sitter setuju, lanjutkan ke sesi lain, jika tidak setuju leave her.
Tentang Hp ini penting, karena banyak baby sitter sekarang, berdasarkan survey dari Hongkong, lebih asik dengan gadgetnya daripada dengan bayi yang diasuhnya. Ia hanya full 100% perhatiannya ke bayinya, saat majikannya ada di rumah dan di depan matanya.
5. Berikan gaji dan bonus yang cukup dan layak untuk pekerjaan berat sebagai seorang baby sitter, yang di amerika dan eropa dibayar per jam.
Jika seorang baby sitter mendapat gaji dan bonus yang cukup dan layak, bahkan besar, maka ia akan berpikir 10x untuk macam-macam atau melakukan perbuatan aneh-aneh, kecuali ia memang tak mampu berpikir waras, maka saatnya baby sitter tersebut di kirim ke RS Sumber Waras.
Sekian, mudah-mudahan bermanfaat
Salam sayang,
Cuker
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H