Anak-anak itu berlarian, berebut agar paling dulu mencapai tangga. Mereka sepertinya sudah tidak sabar untuk merebahkan diri pada perosotan merah yang berdiri kokoh mencolok mata. Semakin ramai yang bermain, anak-anak itu sepertinya semakin bersemangat meluncurkan diri.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/16/screenshot-2017-02-16-09-46-40-67-58a5419a359773071b7673b2.png?v=600&t=o?t=o&v=770)
![Kondisi sebelum dijadikan taman. |Dokumentasi petalokasi.org](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/16/screenshot-2017-02-16-09-46-10-46-58a543a7359773d3197673d1.png?v=600&t=o?t=o&v=770)
![Kondisi sebelum dijadikan taman. |Dokumentasi petalokasi.org](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/16/screenshot-2017-02-16-09-46-23-21-58a54415e222bdea38dce242.png?v=600&t=o?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/16/img20170107095257-58a5486ad092731d3a0c1660.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Saat pertama kali melihat taman tersebut saya langsung kagum. Bagaimana tidak, dulu taman itu hanyalah sebuah lapangan bola berumput kosong yang jarang digunakan. Biasanya orang-orang malah memanfaatkan jalanan aspal memutar yang dibangun disamping lapangan tersebut untuk belajar mengendarai kendaraan -- saya salah satunya.
Sesekali lapangan tersebut digunakan oleh siswa sekolah dasar yang ada persis disamping lapangan itu untuk berolah raga. Biasanya mereka bermain bola kaki, bola voli, atau adu lari. Sisanya lebih banyak menganggur. Apalagi setelah lapangan basket/lapangan voli yang berlantai semen dibangun di samping lapangan bola tersebut.
![Taman Cipaku yang asri. |Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/16/img20170107095410-58a54914349773b5048b4568.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Apalagi bila hari sudah menjelang malam, lapangan tersebut akan berubah pekat gelap, agak seram, apalagi sisi kiri kanannya kuburan Cina-Belanda yang sudah berusia puluhan tahun, bahkan mungkin ratusan tahun.
Dulu saat masih tinggal di Bogor, saya sempat mengobrol dengan salah satu Warga Negara Belanda yang menyusuri salah satu kuburan leluhurnya. Katanya sang kakek dimakamkan di salah satu kuburan tersebut. Namun setelah lapangan tersebut berubah menjadi taman, kesan seram sepertinya pupus.
[caption caption="Taman Cipaku Kota Bogor. | Dokumentasi Pribadi."]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/16/img20170107095230-58a540f8a7afbd5c056b173e.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Kian Getol Membangun Taman
Sejak dipimpin Bima Arya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sepertinya semakin getol membangun beragam taman. Berdasarkan data yang dirilis beritasatu.com, saat ini Kota Bogor setidaknya sudah memiliki 29 taman yang tersebar di berbagai titik, mulai dari Taman Cipaku, Taman Kencana, Taman Malabar, hingga Taman Sempur yang baru beberapa hari lalu diresmikan. Sebelumnya Sempur hanya berupa lapangan yang kerap digunakan untuk menghelat acara-acara yang menghibur -- termasuk lari pagi.
![Taman Cipaku yang asri. |Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/16/img20170107094924-58a54457cc9273aa1bf2f00b.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI