Kalau mau ke sini, jangan terlalu malam. Jalannya jelek dan berlumpur, kalau malam gelap karena tidak ada lampu jalan.
Kalimat tersebut diucapkan berkai-kali oleh salah satu saudara yang tinggal di Sukabumi. Usai menjalankan tugas kantor di Jakarta, saya memang berniat mampir ke salah satu kota di Provinsi Jawa Barat tersebut untuk mengunjungi nenek dan beberapa saudara yang memang tinggal di kota tersebut.
Kapan lagi berkunjung dari Batam, Kepulauan Riau, ke rumah keluarga gratis, kalau bukan karena tugas kantor? Oleh karena itu, meski waktunya sedikit mepet saya tetap memaksakan diri ke Sukabumi. Bertemu beberapa keluarga yang sudah hampir 12 bulan tidak bertemu.
![Dok Pribadi/Jalan Cibatu-Pangleseran, Sukabumi.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/21/img-0083-573fcfcc309373b6038b4572.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Saat mampir ke Bogor, beberapa keluarga sempat menahan saya pergi. Hal tersebut dikarenakan waktu sudah sangat sore. Namun karena sudah terlanjur janji dan tidak ada waktu lagi bila harus menunggu esok pagi, saya akhirnya tetap pergi. Waktu itu saya berangkat sekitar pukul 16:00 WIB.
![Jalan Cibatu-Pangleseran yang rusak parah.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/21/img-0158-573fd0be51f9fda80dd54721.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Alhasil saya baru sampai ke Sukabumi sekitar pukul 19:00 WIB, sedihnya itu baru sampai pusat Kota Sukabumi. Sementara untuk sampai ke rumah nenek saya perlu waktu beberapa belas menit lagi, karena nenek saya tinggal di wilayah kabupaten.
![Gelap tidak ada PJU.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/21/img-0081-573fd24ab47e61e404dda6a6.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Saat sampai di Pangleseran saya sempat bingung, apa pasal? Suasana di wilayah tersebut lumayan gelap. Namun yang bikin saya sempat deg-degan adalah informasi dari warga yang mengatakan tidak ada angkutan umum ke rumah nenek saya. Alasannya sudah cukup malam. Apalagi sore harinya para sopir angkot tersebut habis melakukan demonstrasi dengan cara tidak beroperasi total karena menuntut perbaikan Jalan Pangleseran-Cibatu yang sudah rusak parah. Beruntung salah satu kerabat menawarkan diri untuk menjemput.
![Jalan yang bergelombang.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/21/img-0149-573fd196537a61ef04d82f35.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Jalurramai dikendarai kendaraan.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/21/img-0077-573fd2c66323bdc904bb270a.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
![Jalur ramai dilalui kendaraan.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/21/img-0164-573fd32151f9fd430ed54723.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Beberapa ruas jalan memang ada yang mulus, namun hanya sebagian kecil. Jalan mulus tersebut merupakan hasil proyek yang dilakukan pemerintah pada 2015 lalu. Tahun lalu, saat saya berkunjung ke rumah nenek saya, jalan tersebut memang rusak parah dan sedang diperbaiki. Ada bechoe yang berjejer di sepanjang jalan tersebut.
Namun ternyata perbaikan jalan di jalur tersebut hanya parsial. Tidak seluruh jalan diperbaiki. Alhasil, saat jalan yang sebagian sudah mulus, jalan yang lainnya semakin rusak parah. Entah apa yang menyebabkan pemerintah hanya memperbaiki sebagian jalan di Pangleseran-Cibatu, apa karena anggaran yang terbatas, atau mungkin karena hal lain. Padahal menurut beberapa warga, jalan tersebut sudah rusak sejak lima tahun lalu. Warga bahkan sempat berdemonstrasi beberapa kali dengan menanam pisang di jalan yang berlubang.
![Salah satu jalan andalan.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/05/21/img-0163-573fd381a723bdb41ad130fe.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Jalan yang tidak mulus, berbatu-batu, dan penuh genangan air sangat mengganggu. Waktu tempuh yang harusnya lebih singkat menjadi lebih lama karena pengemudi harus ekstra hati-hati menjalankan kendaraan. Lengah sedikit saja, kendaraan bisa terguling – apalagi bagi yang mengendarai sepeda motor atau kendaraan besar bermuatan berat.
Padahal setiap hari, jalan tersebut tidak pernah sepi dilintasi kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Bahkan Jalan Pangleseran-Cibatu merupakan salah satu akses jalan untuk menuju Geopark Ciletuh yang digadang-gadang akan diajukan sebagai Geopark Internasional ke UNESCO pada 2017 mendatang.