Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jaga Ketersediaan Air, Batam Manfaatkan Air Limbah

21 Mei 2015   11:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_384712" align="aligncenter" width="600" caption="Dok Pribadi/Dam Nongsa."][/caption]

Masyarakat Kota Batam, Kepulauan Riau, sepertinya harus lebih hemat menggunakan air bersih. Meski kemarau sudah berlalu dan berganti dengan musim penghujan, namun penambahan air baku di lima dam yang nantinya diolah sebagai air bersih tidak bertambah secara signifikan.

Dam Nongsa yang saat normal memiliki volume air baku mencapai 720.000 m3 kondisinya semakin kritis. Bila hujan tidak kunjung turun dengan insentisas yang cukup tinggi, dam yang menjadi andalan beragam resort di wilayah tersebut enam hari kedepan terancam tidak beroperasi.

Air baku yang terus berkurang, menyebabkan operator air bersih di Batam harus mengurangi produksi air yang diambil dari dam tersebut. Bila sebelumnya, air baku dari Dam Nongsa dapat diolah 60 liter/detik, kini hanya mampu diolah setengahnya, yakni 30 liter/detik.

Begitupula dengan Dam Sei Harapan. Saat ini kondisi airnya semakin menyusut. Bila hujan turun dengan intensitas seperti saat ini, dam yang berada di wilayah Sekupang tersebut terancam hanya mampu dimanfaatkan air bakunya hingga Juli 2015, tepatnya 67 hari kedepan. Meski air baku terus menyusut, pengolahan air di Sei Harapan masih berjalan normal. Operator air minum masih mengolah air 210 liter/detik.

Sementara, Dam Sei Ladi yang saat normal memiliki volume air 9.490.000 m3 dan Dam Mukakuning yang saat normal memiliki volume air 12.270.000 m3, memiliki usia pemanfaatan air baku yang lebih panjang, yakni 90 hari bila hujan tidak turun dengan intensitas yang cukup tinggi.

Lalu bagaimana dengan Dam Duriangkang yang saat normal memiliki volume air baku 78.180.000 m3? Dam estuari terbesar di Indonesia tersebut mampu bertahan 200 hingga 250 hari kedepan bila curah hujan tidak turun seperti yang diharapkan. Ketahanan Dam Duriangkang memang relatif lebih panjang, meski sekarang kondisinya juga sedikit mengkhawatirkan karena banyak ditumbuhi eceng gondok dan tidak lagi ekslusif sebagai daerah dam (baca: sudah padat penduduk aka sudah banyak perumahan di sekitar wilayah dam).

[caption id="attachment_384710" align="aligncenter" width="600" caption="Dok Pribadi/Dam Nongsa yang kian menyusut."]

1432181963750002810
1432181963750002810
[/caption]

BAGAIMANA BILA SALAH SATU DAM TIDAK BEROPERASI?

Seluruh perpipaan di Batam sudah saling terhubung. Sehingga bila ada salah satu instalasi pengolahan air (IPA) tidak lagi beroperasi karena air baku di dam tidak lagi cukup untuk diolah sebagai air bersih, operator air bersih masih dapat mengambil air dari IPA lain untuk didistribusikan kepada pelanggan.

Pelanggan di wilayah Nongsa misalkan, meski produksi air berkurang hingga 50 persen, namun seluruhpelanggan di daerah tersebut masih dapat menikmati air bersih. Hal tersebut dikarenakan, sebagian pelanggan air bersihnya dibantu dari IPA Duriangkang – yang merupakan IPA terbesar di Batam.

Meski tetap mendapatkan air bersih, namun kehandalan suplai air pasti berbeda. Semakin jauh sumber air bersih, pelayanan akan semakin tidak handal. Jarak IPA yang semakin jauh ke rumah pelanggan akan semakin beresiko membuat suplai air tidak sehandal bila IPA dekat dengan tempat pelanggan.

Tekanan air pasti akan berkurang- apalagi bila antara IPA dengan pelanggan terdapat deretan rumah pelanggan lain yang juga kerap menggunakan air. Alhasil aliran air pasti sedikit tersendat – terutama di jam-jam puncak pemakaian air (umumnya pagi dan sore hari).

[caption id="attachment_384711" align="aligncenter" width="600" caption="Dok Pribadi/Dam Duriangkang."]

14321820261317236051
14321820261317236051
[/caption]

KONSUMSI AIR MASYARAKAT BOROS?

Konsumsi air bersih di Batam cenderung meningkat setiap bulannya. Sebagai contoh, pelanggan rumah tangga pada Desember 2014 hanya menggunakan air bersih 4.629.529 m3, konsumsi pelanggan domestik tersebut meningkat pada Januari 2015 menjadi 4.689.399 m3, kemudian Februari 2015 juga meningkat menjadi 4.904.162 m3, dan April lalu konsumsi air bersih pelanggan meningkat menjadi 5.036.568 m3.

Konsumsi air bersih untuk rumah tangga tersebut terbilang tinggi bila dibandingkan dengan konsumsi air untuk kategori industri dan komersial. Bila digabungkan, konsumsi air bersih untuk komersial dan industri paling hanya 1/5 dari konsumsi air bersih rumah tangga.

[caption id="attachment_384713" align="aligncenter" width="600" caption="Dok Pribadi/Dam Mukakuning."]

14321821412105785045
14321821412105785045
[/caption]

MULAI LIRIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Sadar Batam tidak memiliki sumber daya air alami dan hanya mengandalkan air hujan yang ditampung di dam sebagai air baku, pemerintah dalam hal ini BP Batam terus menjaga ketersediaan air baku di Batam. Selain menambah dam baru – Dam Tembesi yang akan beroperasi beberapa tahun kedepan dengan volume air baku yang ditampung mencapai 41.876.080 m3, awal tahun 2015 ini secara bertahap BP Batam juga sudah bersiap untuk mengolah air limbah rumah tangga, seperti (maaf) tinja, buangan wastafel, dan buangan kamar mandi. menjadi air minum.

Tahun ini akan dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bengkong Sadai, Bengkong. BP Batam sudah menyiapkan lahan seluas 7 hektar. Pancang pembagian lokasi juga sudah dibuat di lahan tersebut. IPAL tersebut akan diterapkan diseluruh Batam. Total, akan ada sebelas lokasi pengolahan. Lokasinya tersebar di Kecamatan Batuampar, Bengkong, Batamkota, Seibeduk, Sekupang, Sagulung, dan Galang. (Berita rencana pembangunan IPAL tersebut baca dibaca selengkapnya di http://batampos.co.id/15-04-2015/di-batam-tinja-diolah-jadi-kompos-dan-air-minum/)

Meski salah satu otoritas Batam selalu berupaya memikirkan ketersediaan air bagi masyarakat, alangkah lebih baiknya bila masyarakat juga membantu mempertahankan ketersediaan air baku dengan lebih bijak menggunakan air bersih. Sebelum Batam krisis air bersih, yuk lebih bijak menggunakan air! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun