[caption caption="Hari Bumi 2016/Dok: radarindo.com"][/caption]Setiap bulan April, ada satu hari yang seharusnya dirayakan secara istimewa bagi siapapun yang tinggal di Bumi. Hari tersebut adalah tanggal 22 April, yang sejak tahun 1970 didedikasikan sebagai Hari Bumi (Earth Day) untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi mahluk Bumi terhadap planet yang kita tinggali.
Hari tersebut digagas oleh Gaylord Nelson, seorang senator dari Wisconsin, Amerika Serikat yang juga pengajar lingkungan hidup. Sejak dirayakan pertama kali di Amerika Serikat, Hari Bumi kini menjadi sebuah gerakan global yang mendunia, dan dikoordinir oleh Earth Day Network’s – sebuah organisasi nirlaba beraggotakan berbagai LSM di seluruh dunia.
Bumi berasal dari Bahasa Sansekerta bhumi yang berarti tanah, sementara earth (Bumi dalam Bahasa Inggris ) berasal dari kata Anglo-Saxon erda yang juga memiliki arti tanah. Bumi adalah planet terdekat ketiga dari Matahari dan planet terpadat sekaligus terbesar kelima dari delapan planet Tata Surya.
Berdasarkan Wikipedia, Bumi diperkirakan sudah terbentuk sejak 4,54 milyar tahun lalu. Hal tersebut berdasarkan rasio uranium dalam sampel batuan kuno. Namun, ada ilmuwan Australia yang menyatakan bahwa usia bumi diperkirakan 3,5 milyar tahun, sementara beberapa ada yang berpendapat bumi baru berusia ratusan tahun.
Bumi merupakan salah satu planet layak huni yang mendukung kehidupan. Planet ini tidak hanya menyediakan sumber daya alam seperti air, mineral, logam, batu bara, dan minyak bumi, namun juga memproduksi produk biologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti oksigen, makanan, kayu, hingga obat-obatan.
GALAKAN PENANAMAN POHON
Tahun 2016 ini, Hari Bumi mengambil tema Trees for the Earth. Tema tersebut diambil untuk mengkampanyekan kegiatan penanaman pohon untuk Bumi. Hingga 2020 mendatang, ditargetkan setidaknya akan ada 7,8 milyar pohon baru yang akan ditanam di seluruh belahan Bumi.
Seperti yang sudah kita pelajari sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, pohon berperan sangat vital bagi Bumi. Pepohonan dapat mencegah dampak degradasi tanah hingga menyediakan makanan. Pepohonan juga dapat menyaring udara dan membantu mencegah dampak perubahan iklim segara global maupun lokal.
Tak hanya itu, pohon merupakan benteng alami untuk melindungi penduduk Bumi dari berbagai peristiwa alam ekstrim seperti angin topan, banjir, tanah longsor dan badai salju. Â Semakin besar pohon tumbuh dan menetap di suatu tempat, semakin kuat pula perlindungan yang diberikan pohon tersebut.
Sebenarnya masyarakat sudah semakin peduli menjaga dan melestarikan lingkungan dengan menanam pohon secara berkala. Perusahaan-perusahaan besar seperti Antam, Holcim, hingga Pertamina seolah berlomba untuk berkontribusi menghijaukan kota dengan Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon. Perusahaan di Kota Batam juga demikian, ada McDermott, Ecogreen hingga PT. Adhya Tirta Batam (ATB) yang rutin melakukan penanaman pohon.
Selain itu, warga dunia juga sudah semakin peduli dengan kebersihan udara di Bumi. Saat ini, hampir setiap kota rutin mengadakan Hari Tanpa Kendaraan Bermotor (car free day) untuk mengurangi emisi karbon/polusi udara akibat pembuangan gas kendaraan bermotor, dan memberikan alternatif ruang terbuka yang dapat digunakan masyarakat untuk berolahraga dan bermain.