Saya hobi membaca. Namun, pada hari-hari biasa saya lebih sering membaca buku cerita. Soalnya lebih seru hehe. Biasanya saya membaca novel-novel romantis, komedi, hingga misteri. Terkadang juga membaca novel anak-anak karya Enid Blyton dan Roald Dahl.
Nah, saat Ramadan ini saya mulai membiasakan diri lagi membaca buku-buku Islami. Selain agar mendapat pahala berlipat di bulan Ramadan, lebih paham mengenai Islam, juga karena di rumah ada beberapa buku Islami yang belum sempat dibaca hingga tuntas.
Dulu pas belinya saja semangat, sewaktu mulai membaca, semangat mulai melempem. Baru membaca satu-dua lembar sudah tergoda untuk membaca buku-buku lain yang lebih populer. Akhirnya buku-buku tersebut teronggok di lemari buku.
Nah, kala Ramadan ini lah menurut saya sangat tepat untuk membaca buku-buku bertema Islam. Saat bulan suci ini, titik ketakwaan kita sebagai umat muslim berada di level tertinggi, sehingga tidak akan mudah tergoda untuk beralih membaca buku-buku jenis lain.
Membaca Buku Islami Sehabis Sahur
Saya biasanya membaca buku-buku Islami sehabis sahur, usai salat subuh. Sekitar pukul 05.00 hingga 06.00 WIB.
Saya sengaja memilih membaca buku-buku tersebut usai sahur agar terhindar dari godaan untuk tidur kembali usai salat subuh.
Selain itu, saya meniatkan membaca buku bertema Islami setelah sahur karena otak masih fresh. Kita belum banyak memikirkan hal lain. Sehingga, lebih mudah berkonsentrasi dan memahami isi dari buku tersebut.
Terlebih, buku-buku Islami terkadang agak berat. Tidak bisa dibaca sambil lalu seperti halnya membaca novel. Perlu konsentrasi ekstra. Apalagi bila ada tambahan kutipan ayat-ayat Al-Quran.
Lagi pula buku-buku bertema Islami lebih banyak yang tidak ada alur ceritanya, kecuali mungkin yang sirah nabi atau novel-novel bertema Islam.