Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membuat Hidup Terasa Lebih Hidup dengan IndiHome

13 Mei 2023   20:02 Diperbarui: 13 Mei 2023   20:03 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tawaran job. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Ibu rumah tangga yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah lebih rentan marah-marah dan merasa depresi dibanding dengan ibu yang bekerja. Hal tersebut terungkap melalui Gallup poll yang dikutip merdeka.com.

Meski bukan salah satu yang disurvei, dulu saya termasuk salah satu ibu rumah tangga yang seperti itu. Pasca memutuskan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu setelah bertahun-tahun menjadi ibu bekerja, rasa stress dan insecure mulai mendera. Segitu, saya yang memutuskan menjadi full time mom. Tidak ada paksaan dari suami maupun anak-anak.

Mengapa Ibu Rumah Tangga Lebih Rentan Stress?

Berdasarkan keterangan Melinda Paige, Ph.D, profesor konseling kesehatan mental klinis dari Argosy University, Amerika Serikat, ibu rumah tangga lebih rentan terkena depresi karena mengalami perasaan terisolasi, kehilangan tujuan, dan identitas. Terlebih bagi ibu rumah tangga yang sebelumnya berstatus sebagai ibu bekerja.

Konon ibu rumah tangga lebih rentan stress. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Konon ibu rumah tangga lebih rentan stress. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Bagi ibu bekerja yang kemudian beralih profesi sebagai ibu rumah tangga penuh waktu, hidup rasanya menjadi lebih sunyi. Interakasi sosial berkurang drastis. Hidup terasa stagnan. Identitas sebagai seseorang dengan profesi tertentu lenyap, kemandirian di bidang finansial juga hilang. Terkadang timbul rasa rendah diri yang ujung-ujungnya memicu perasaan stress dan depresi.

Tetap Bisa Berkarya dan Berdaya

Namun, pada era digital seperti saat ini, seharusnya tidak ada lagi ibu rumah tangga penuh waktu yang merasa insecure, stress dan depresi hanya karena merasa bosan berkutat di ranah sumur, dapur, dan kasur.

Seharusnya bisa tetap bahagia dan berdaya. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Seharusnya bisa tetap bahagia dan berdaya. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Ibu rumah tangga penuh waktu zaman now bisa tetap berkarya dan berdaya seperti halnya ibu-ibu yang meniti karier di luar rumah. Bisa tetap produktif dan menghasilkan uang. Dapat terus berprestasi dan melakukan aktualisasi diri.

Ibu rumah tangga penuh waktu masa kini dapat meniti karier sebagai content creator di berbagai platform digital dengan memanfaatkan internet. Berkreasi dengan membuat konten berupa gambar, video, ataupun tulisan menarik dan informatif yang dapat dinikmati oleh khalayak.

Bisa jadi content creator. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Bisa jadi content creator. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Ada banyak platform digital yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan cuan, mulai dari Youtube, Instagram, Facebook, blog, User Generated Content (UGC) seperti Kompasiana, hingga platform-platform novel online.

Apa yang Bisa Diulas?

Bagi ibu rumah tangga yang baru akan memulai berkonten ria mungkin sedikit bingung, konten apa yang kira-kira menarik untuk dibahas?

Parenting

Sebagai seorang ibu, ini seharusnya topik yang paling kita kuasai. Kita dapat membagikan beragam pengalaman terkait pola asuh, mulai dari bagaimana memenuhi kebutuhan secara fisik si buah hati, yaitu makanan dan minuman, hingga mencukupi kebutuhan psikologis si kecil, seperti kasih sayang, rasa aman, hingga interaksi dengan masyarakat sekitar, sehingga anak dapat hidup selaras dengan lingkungan.

Artikel mengenai si kecil yang saya tulis di Kompasiana. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Artikel mengenai si kecil yang saya tulis di Kompasiana. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Kita bisa mengulas mengenai tantangan dan hambatan yang dihadapi. Lalu, bagaimana cara mengatasinya. Pengalaman yang kita alami pasti bermanfaat bagi orang tua lain di luar sana.

Saya biasanya kalau mau mencari informasi mengenai parenting, suka Googling juga. Biasanya mencari penjelasan dan solusi melalui beberapa video maupun tulisan, baik keterangan yang disampaikan pakar, maupun pengalaman yang pernah dialami oleh ibu-ibu lain.

Setelah masalah teratasi dan terlalui, gantian saya yang membagikan pengalaman tersebut melalui blog pribadi maupun Kompasiana. Umumnya saya membagikan cerita melalui tulisan. Meski terkadang suka disertai foto dan video juga. Tergantung kebutuhan.

Traveling

Kita bisa membagikan cerita saat berjalan-jalan dengan si buah hati. Bisa jalan-jalan ke tempat wisata atau sekadar staycation di resort atau hotel. Kita bisa mengulas mengenai tempat wisata tersebut, hotel atau resortnya. Bagaimana fasilitasnya, bagaimana pelayanan dari pengelola, apakah ramah anak atau tidak.


Jangan salah, banyak ibu-ibu yang kerap mencari review mengenai tempat wisata atau hotel sebelum mereka berlibur bersama keluarga. Apalagi sekarang berwisata merupakan kegiatan yang lumrah, kegiatan yang kerap dilakukan nyaris satu pekan sekali. Meski hanya healing tipis-tipis dekat rumah.

Kuliner

Kita juga bisa membahas mengenai kuliner, baik makanan-makanan yang kita masak sendiri, maupun makanan yang kita beli di tempat makan favorit. Membahas kuliner ini tidak akan ada habisnya. Ada saja hal menarik yang bisa kita buat konten.


Saya kerap membuat konten mengenai kuliner, baik masakan ringan yang saya buat sendiri, maupun makanan-makanan lezat yang ada di tempat-tempat makan sekitaran Kota Batam, Kepulauan Riau.

Beauty

Sebagai seorang perempuan kita juga bisa membuat konten mengenai kecantikan. Ada banyak hal menarik yang bisa diulas terkait beauty, mulai dari jenis dan merk skincare, tips bermake up, hingga bagaimana mengatasi beragam masalah kulit muka yang mungkin pernah kita alami dan berhasil kita atasi.

Salah satu konten kecantikan yang saya buat di blog pribadi. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Salah satu konten kecantikan yang saya buat di blog pribadi. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Video-video yang mengulas mengenai kecantikan ini selalu banyak penonton dan pembaca. Apalagi kodrat seorang perempuan kan memang selalu ingin terlihat cantik. Sehingga, bila ada tips menarik dan bermanfaat terkait kecantikan pasti banyak yang rela menonton dan membaca, bahkan hingga berulang-ulang.

Beragam Pengalaman Pribadi

Kita juga bisa membuat beragam konten mengenai pengalaman pribadi yang pernah kita alami, misalkan pengalaman saat membuat paspor, pengalaman saat ditinggal orang terkasih, pengalaman berinvestasi, hingga pengalaman saat mendampingi anak di hari pertama sekolah.

Salah satu artikel yang saya buat berdasarkan pengalaman pribadi di Kompasiana. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Salah satu artikel yang saya buat berdasarkan pengalaman pribadi di Kompasiana. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Orang biasanya lebih suka mencari informasi berdasarkan pengalaman seseorang. Solusinya terasa lebih real. Jadi, bila memiliki suatu pengalaman yang unik dan menarik, tidak ada salahnya di dokumentasikan dan dibuat konten.

Apa yang Harus Disiapkan?

Saat memutuskan untuk menjadi seorang content creator, hal pertama yang wajib disiapkan adalah koneksi internet yang mumpuni. Hal-hal lain bisa menyusul kemudian. Mengapa internet begitu penting? Sebab, untuk mengunggah konten kita sangat memerlukan koneksi internet.

Koneksi internet yang mumpuni. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Koneksi internet yang mumpuni. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Selain itu, kita juga memerlukan internet untuk mengupgrade keahlian kita sebagai content creator. Tidak mau kan keterampilan menulis, mengambil gambar, dan mengedit video hanya begitu-begitu saja? Maunya pasti semakin baik.

Nah, dengan internet kita bisa mengasah kemampuan menjadi semakin mahir. Apalagi bila dana terbatas dan hanya belajar secara autodidak. Kita bisa belajar melalui video-video pembelajaran yang banyak dibagikan melalui berbagai platform, mulai dari youtube hingga instagram.

Kita juga bisa membaca buku dari para pakar. Terlebih saat ini sudah banyak perpustakaan daring yang memungkinkan kita mengakses beragam buku menarik dan informatif secara legal dengan gratis. Salah satunya adalah perpustakaan digital iPusnas.

Kalau saya pribadi, sejak tiga tahun lalu mulai menggunakan Internet Provider Indonesia Digital Home, IndiHome, dari Telkom Indonesia. Layanan digital berupa internet rumah yang menggunakan teknologi fiber optik.

Pakai IndiHome karena alasan-alasan ini. | Foto Dokumentasi IndiHome.
Pakai IndiHome karena alasan-alasan ini. | Foto Dokumentasi IndiHome.

Saya memutuskan menggunakan Internet Provider IndiHome dari Telkom Indonesia karena menawarkan beragam paket yang bisa disesuaikan dengan budget dan kebutuhan. Selain itu, akses internetnya cepat, nyaris tanpa gangguan, dengan kuota internet unlimited.

Bagi ibu-ibu pengabdi konten seperti saya, kuota internet tanpa batas sangat penting. Jangan sampai gagal ngonten gara-gara tidak ada kuota internet. Apalagi dua anak saya juga termasuk penghamba konten. Anak saya yang paling besar bahkan bercita-cita menjadi seorang youtuber hehe.

 

Mulai dari Mana?

Pertanyaan ini pasti terlontar saat kita ingin memulai profesi sebagai content creator. Kalau saya pribadi memulai menjadi seorang content creator dari menulis di platform Kompasiana. Setelah itu, baru merambah ke youtube dan media sosial.

Dimulai dari Kompasiana. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Dimulai dari Kompasiana. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Melalui Kompasiana saya membagikan beragam pengalaman pribadi. Awalnya sih sekadar iseng. Apalagi saya memang hobi menulis. Tak disangka hanya dalam hitungan bulan, ada banyak kesempatan yang saya dapat berkat menulis di Kompasiana.

Tulisan-tulisan saya yang bermula dari iseng, perlahan menjadi ladang cuan. Ada yang memang diajak kerjasama langsung oleh Kompasiana, ada juga yang diajak oleh pihak lain. Namun, mereka mengenal saya melalui Kompasiana.

Kompasiana memang lumayan ampuh untuk personal branding. Dulu saya sempat diajak kerjasama secara kontinyu dalam waktu lumayan panjang untuk membuat konten oleh salah satu perusahaan advertisement hanya karena mereka melihat salah satu tulisan saya di Kompasiana yang dibagikan melalui media sosial.

Dulu saya memilih Kompasiana karena masih awam dengan dunia blogger. Tidak tahu bagaimana cara membuat blog. Sementara dunia media sosial juga belum begitu semenarik seperti saat ini. Alhasil, saya memilih bergabung di Kompasiana yang hanya tinggal daftar dan submit tulisan saja.

Kalau zaman now lebih mudah lagi menjadi content creator. Tinggal bikin akun youtube atau akun media sosial lain, unggah konten, sudah bisa langsung menjadi content creator. Apalagi fitur-fitur di media sosial juga semakin memudahkan para pembuat konten untuk mengunggah konten mereka dengan tampilan semenarik mungkin tanpa perlu keahlian yang sangat mumpuni.

Bagaimana Agar Bisa Menghasilkan Cuan?

Untuk menghasilkan cuan kita dapat melakukan monetisasi youtube, blog, atau akun media sosial yang kita miliki.

Salah satu tawaran job. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Salah satu tawaran job. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Namun, itu bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan cuan. Kita bisa mendapatkan cuan melalui cara lain, salah satunya membuat konten berbayar. Kita bisa mendaftar sebagai influencer atau Key Opinion Leader (KOL). Ada banyak komunitas yang memfasilitasi hal tersebut, baik melalui media sosial maupun platform komunikasi online.

Kalau personal branding kita sudah cukup bagus, terkadang tidak perlu mendaftar seperti itu. Tiba-tiba suka ada yang menghubungi untuk melakukan kerjasama berbayar. Beberapa kali saya mendapat kesempatan tersebut. Dan, biasanya, kalau ditawari langsung seperti ini bayarannya juga suka lebih besar dibanding kita yang menawarkan diri.

Kuncinya jangan cepat menyerah. Kita juga harus konsisten membuat konten. Jangan berkecil hati saat konten kita belum mendapat banyak apresiasi. Terus saja secara kontinyu membuat konten, nanti follower, pembaca, penonton, pengendorse akan datang dengan sendirinya.

Mendapat Banyak Kesempatan

Setelah menekuni profesi sebagai content creator ada banyak kesempatan yang terbuka lebar. Kalau dari sisi materi, saya pernah mendapat ponsel, laptop, sepeda gunung, smart tv, hingga paket wisata premium gratis. Belum lagi uang tunai yang kalau ditotal secara keseluruhan lumayan besar juga. Jumlahnya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Bertemu Menteri Pariwisata RI. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Bertemu Menteri Pariwisata RI. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Selain itu juga ada banyak hal yang didapat yang tidak bisa diukur dengan materi. Berkat ngonten, saya berkesempatan bertemu dengan Menteri Pariwisata RI Periode 2014-2019 secara langsung. Dapat uang tunai pula Rp8 juta.

Selain itu, pernah beberapa kali juga diundang sebagai pembicara untuk membagikan pengalaman ngonten di blog maupun di media sosial. Ada yang diundang oleh perusahaan media, ada juga yang diundang oleh instansi pemerintah.

Saat berbagi cerita mengenai konten. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Saat berbagi cerita mengenai konten. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Tidak hanya itu, berkat aktif berkonten ria, saya juga akhirnya mengajar paruh waktu di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Batam. Hanya tiga kali dalam satu minggu setiap semeter ganjil dengan durasi waktu mengajar yang tidak terlalu panjang.

Kelas yang saya pegang ada yang online dengan menggunakan IndiHome, sepenuhnya tatap muka dilakukan melalui layar laptop atau smartphone, ada juga yang konvensional. Mengajar di kelas secara langsung.

Menjadi dosen paruh waktu seperti ini memang cocok buat saya yang ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga tetapi juga tetap dapat mengaktualisasikan diri.

Mengajar paruh waktu. | Foto Dokumentasi pribadi.
Mengajar paruh waktu. | Foto Dokumentasi pribadi.

Saya bersyukur bisa dipertemukan dengan Internet Provider IndiHome dari Telkom Indonesia. Berkat IndiHome saya jadi semakin tertantang untuk berkonten ria. Hidup saya juga menjadi lebih berwarna. Hidup terasa lebih hidup. Tidak lagi merasa terisolasi, kehilangan identitas, maupun tujuan hidup.

Berkat ngonten saya juga menjadi lebih menikmati hidup. Hal baik dan buruk saya terima dengan baik, toh ujung-ujungnya bisa jadi konten hehe. Selain itu, saya juga bisa tetap memfasilitasi rasa kompetitif saya melalui beragam lomba, baik lomba blog, foto maupun video. Kalau menang, rasa bahagianya luar biasa.

Jadi, sudah siap ngonten bareng IndiHome? Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun