Mudik menjelang Hari Raya Idulfitri selalu menjadi fenomena tersendiri di Indonesia. Pulang kampung merupakan tradisi yang kerap dijalankan para perantau setiap kali lebaran tiba. Mereka berlomba pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari kemenangan bersama keluarga besar.
Dulu, mudik ke kampung halaman identik dengan merogoh kocek sendiri. Perantau dari luar kota harus menyisihkan uang yang tidak sedikit untuk membeli tiket angkutan mudik agar bisa sampai ke kota kelahiran.
Terkadang, saking banyaknya yang mudik, harga tiket angkutan umum melonjak dari harga normal. Bahkan bisa sampai dua kali lipat. Tentu, sangat memberatkan. Terlebih, bila dalam satu keluarga, yang mudik lebih dari dua orang.
Alhasil, agar biaya mudik lebih ramah kantong, akhirnya banyak pemudik yang menyiasati dengan pulang kampung menggunakan kendaraan sendiri. Kendaraan pribadi.
Bagi keluarga yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih beruntung, jauh-jauh hari mereka menyisihkan uang untuk membeli kendaraan roda empat, baik yang baru, maupun yang bekas. Itu makanya, menjelang Hari Raya Idulfitri penjualan mobil biasanya kerap mengalami peningkatan yang cukup drastis.
Untuk kalangan yang belum sanggup memiliki kendaraan roda empat, akhirnya nekat menggunakan kendaraan roda dua. Tidak peduli jarak yang ditempuh terbilang jauh, mereka mudik dari kota perantauan ke kota kelahiran dengan menggunakan sepeda motor.
Terkadang muatannya melebihi kapasitas kendaraan. Sepeda motor yang seharusnya untuk dua orang, digunakan untuk mengangkut tiga hingga lima orang. Alhasil, sangat-sangat mengabaikan keselamatan berkendara.
Nah, kini mudik jauh lebih mudah. Sejak beberapa tahun ke belakang, ada banyak instansi, organisasi, dan perusahaan yang menawarkan mudik gratis ke berbagai daerah tujuan di Indonesia. Ada yang untuk masyarakat umum, ada yang untuk warga asal suatu daerah, ada juga yang untuk nasabah atau pelanggan perusahaan tertentu.