Murni Swadaya dari Masyarakat
Sebelum berkembang seperti saat ini, Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip dibangun dengan dana swadaya dari masyarakat. Untuk menghemat biaya, sekaligus memanfaatkan produk bekas pakai agar tidak menjadi sampah yang terbuang begitu saja, mereka memanfaatkan beberapa barang bekas sebagai hiasan.
Ada ban mobil yang dijadikan kursi dan meja untuk bersantai di tempat wisata tersebut, ada juga boks kayu yang dijadikan tempat sampah.
Geri menuturkan, pemanfaatan barang bekas, dilakukan sesuai dengan tujuan awal kawasan tersebut dibangun, yaitu untuk menyelamatkan lingkungan. Sehingga, barang-barang yang masih layak pakai bisa dimanfaatkan untuk mempercantik desa wisata tersebut.
Setelah cukup berkembang, pemerintah Kota Batam mulai membantu membenahi Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip, baik melalui pelatihan, maupun dana.
Apalagi tahun 2022 ini Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip berpartisipasi dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), dan berhasil meraih juara tiga sebagai desa terbaik kategori suvenir.
Memicu Masyarakat Semakin Kreatif
Berstatus sebagai desa wisata membuat masyarakat Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip semakin kreatif.
Bila awalnya hanya menawarkan pantai berpasir putih dan panorama mangrove, kini juga mulai menampilkan aneka kearifan lokal, mulai dari tarian khas Melayu yang kerap ditampilkan untuk menyambut para pengunjung, hingga aneka makanan lokal yang ditawarkan di stan-stan yang berjejer rapi di sekitar kawasan wisata yang dapat dibeli pengunjung.