Namun, meski tidak menjuarai apapun di Samber THR 2019, saya tetap semangat ikut lagi di Samber THR 2020. Waktu itu, hal yang membuat saya semangat ikut, lagi-lagi karena tergiur hadiahnya. Hadiah utama uang tunai Rp10.000. Wow, siapa yang tidak ingin. Siapa tahu kan beruntung.
Namun, setelah memutuskan ikut ada beberapa artikel yang kurang saya kuasai, salah satunya adalah artikel humor. Saya suka becanda, senang melemparkan celetukan-celetukan yang membuat orang tertawa. Namun, kalau dibuat dalam bentuk tulisan, nyerah deh. Bukan keahlian saya.
Selain itu ada banyak tema yang menurut saya sedikit aneh dan agak maksa. Salah satunya kita harus membuat artikel yang kalimat pertamanya diawali dengan kata "Hari Kebangkitan Nasional" dan diakhiri dengan kata "lebaran sebentar lagi". Entahlah waktu itu saya bikin tulisannya nyambung atau tidak hehe.
Menilik Kembali Tujuan Awal Menulis
Tahun ini saya sebenarnya agak kapok ikut Samber THR lagi. Takut terkena writer's block lagi. Takut tidak menguasai tema yang harus saya tulis. Padahal saya bukan tipikal orang yang suka menulis asal-asalan. Kalau tidak menguasai tema tersebut harus belajar dulu dengan membaca banyak referensi agar bisa menguasai. Atau setidaknya, tidak sampai menulis sesuatu yang salah dan menyesatkan pembaca.
Tujuan awal saya menulis di Kompasiana adalah untuk menyalurkan hobi, berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi keluh-kesah. Bukan untuk mendapatkan materi, hadiah, reward, atau apapun. Meski kalau dapat tidak dipungkiri senang sekali hehe. Itu makanya saya memutuskan untuk ikut lagi Samber THR tahun ini.
Saya pun menulis tanpa beban. Saya tulis-tulis saja sebaik yang saya bisa. Tidak ada lagi ngintip-ngintip tulisan peserta Samber THR lain agar tulisan saya lebih baik. Jujur, terkadang membaca tulisan Kompasianer lain sebelum kita menulis artikel sendiri itu suka bikin minder, suka bikin kalut.
Haduuuh Kompasianer ini bikin tulisan bagus banget, saya sepertinya tidak akan bisa membuat tulisan sebagus itu. Atau, hadeeh Kompasianer ini lengkap banget menyebutkan kelebihan produknya, saya kok begini-begini saja. Akhirnya tulisan yang sudah setengah jadi dibongkar ulang, padahal tenggat waktu sudah mepet.
Tulisan yang dibongkar ulang itu bukannya semakin bagus, terkadang malah kacau. Kita menulis terburu-buru. Kita jadi "lari" dari konsep yang akan kita usung. Tidak fokus juga  karena terlalu banyak membandingkan tulisan dengan artikel milik orang lain yang sudah diposting lebih dulu.