Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bripka Ricky, Polisi yang Nyambi Jadi Peternak Bebek

4 September 2020   16:32 Diperbarui: 4 September 2020   16:49 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bripka Ricky Ardiansyah di kandang bebek miliknya di Desa Cikujang, Gunungguruh, Sukabumi. | Dokumentasi Bripka Ricky

Menjadi peternak bebek tak pernah terbayang di benak Brigadir Kepala (Bripka) Ricky Ardiansyah sebelumnya. Saat pertama kali memelihara bebek pada 2016 silam, niatnya sekadar untuk pelepas lelah ditengah kesibukannya sebagai anggota Reserse Kriminalitas Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat.

Terlebih ia memiliki lahan kosong sekitar 500 meter, tak jauh dari kediamannya, di Kampung Kutamaneuh, Desa Cikujang, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Daripada terbengkalai, lahan tersebut ia manfaatkan untuk memelihara bebek dan ikan bawal.

Brigadir Kepala (Bripka) Ricky Ardiansyah. | Dokumentasi Bripka Ricky
Brigadir Kepala (Bripka) Ricky Ardiansyah. | Dokumentasi Bripka Ricky
Tak disangka, bebek yang ia pelihara terus bertambah. Bila awalnya hanya memelihara 100 ekor, kini bebeknya sudah berlipat menjadi 500 ekor dengan jumlah telur yang dihasilkan mencapai 350 hingga 400 butir per hari. Alhasil bila awalnya telur-telur bebek tersebut hanya dikonsumsi untuk pribadi, perlahan mulai dijual dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Fokus Menjual Telur

Bripka Ricky mengatakan, beberapa waktu lalu jumlah bebek yang ia pelihara pernah mencapai 1.500 ekor. Hanya saja, karena ia ingin fokus menjual telur bebek, baik telur mentah maupun telur asin, dengan sangat terpaksa bebek yang berusia lebih dari dua tahun ia jual.

Telur yang dihasilkan. | Dokumentasi Bripka Ricky
Telur yang dihasilkan. | Dokumentasi Bripka Ricky
Ia mengatakan, usia potensial untuk bebek petelur adalah lima bulan hingga dua tahun. Setelah itu, produktivitas bebek petelur tidak begitu optimal. Lewat dari 24 bulan, telur yang dihasilkan bebek-bebek tersebut tidak lagi maksimal. Sehingga, untuk efektivitas ia memilih untuk menjual bebek yang berusia di atas dua tahun.

Alhasil jumlah bebek yang ia pelihara selalu fluktuatif. Apalagi ayah dua anak tersebut tidak pernah membeli tambahan bebek dari peternak lain. Bripka Ricky lebih memilih untuk menetaskan sendiri calon bebek-bebek petelur dari (telur-telur) bebek yang ia pelihara sendiri.

Memberdayakan Masyarakat Sekitar

Bripka Ricky tak memungkiri, usaha peternakan bebek cukup menjanjikan. Usaha peternakan bebek tidak menyita banyak waktu, tetapi memberikan keuntungan yang lumayan. Terlebih memasarkan telur bebek tidak sulit. Setiap hari ada saja pembeli yang memborong telur-telur tersebut. Baik penduduk sekitar, maupun pengrajin telur.

Kandang bebek milik Bripka Ricky. | Dokumentasi Pribadi
Kandang bebek milik Bripka Ricky. | Dokumentasi Pribadi
Ia mengatakan, usaha peternakan bebek tidak memerlukan pengawasan setiap saat. Bripka Ricky hanya perlu menyediakan pakan bebek secara berkala. Biasanya, ia bahu-membahu dengan sang istri, Cici Amalia, untuk mengelola peternakan bebek tersebut. Sehingga, pekerjaan sebagai anggota Reserse Kriminalitas Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat, tidak terbengkalai, peternakan bebek juga masih dapat terkelola dengan baik.

Selain itu, ia juga memberdayakan warga sekitar. Masyarakat sekitar menyediakan keong mas dan bulir padi yang tidak terisi penuh untuk pakan bebek. Kebetulan sekitar kandang bebek tersebut masih terhampar sawah yang lumayan luas. Sehingga, tidak kesulitan untuk mencari pakan bebek seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun