Al-Quran ini unik. Ukurannya terlihat lebih besar. Banyak menggunakan "Ya" Busraa. Selain itu, ada banyak titik yang sengaja disamarkan sehingga membacanya cenderung berdasarkan interpretasi setiap individu, sesuai dengan akal dan ilmu yang dimiliki.
Al-Quran ini disimpan di kotak kaca besar. Pengunjung tidak diperkenankan menyentuh secara langsung. Khawatir kertasnya rapuh. Sehingga, akan merusak kitab suci yang sudah berusia ratusan tahun tersebut. Walaupun, secara berkala selalu diberi obat oleh petugas Arsip Nasional agar dapat bertahan hingga beratus tahun.
Tidak sulit mencari Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Saat sampai di Pulau Penyengat kita hanya tinggal berjalan kaki mengikuti jalan aspal. Jaraknya cukup dekat dari pelabuhan. Dari jarak berapa meter, kubah dan menara masjid sudah terlihat. Bila sudah sampai di gapura bertuliskan "Selamat Datang", tinggal belok kanan, sampai.
Bila merasa dahaga atau perut kriuk-kriuk, bisa singgah sejenak ke beberapa kedai makanan yang berada di pinggir jalan sepanjang laluan menuju masjid tersebut. Ada banyak penduduk yang menjual aneka kuliner lokal. Tenang, meski masakannya lezat, harga yang dibanderol tetap ramah di kantong.
Bila tujuan kita hanya ke Masjid Raya Sultan Riau Penyengat, cukup berjalan kaki. Namun, bila ingin berziarah ke makam dan melihat berbagai bangunan historis di pulau ini, saya sarankan menggunakan bentor, atau becak motor, yang dijalankan oleh beberapa penduduk lokal.
Meski hanya pulau kecil, lumayan letih bila berkeliling seluruh pulau dengan berjalan kaki. Terlebih "garing" bila begitu saja melihat bangunan-bangunan peninggalan Kesultanan Kerajaan Riau Lingga itu bila tanpa penjelasan apapun. Pengemudi bentor umumnya tahu gambaran besar terkait bangunan-bangunan di Pulau Penyengat itu. Mereka juga tahu alur efektif untuk berkeliling di Pulau Penyengat.
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat berada di Pulau Penyengat. Dari Kota Tanjungpinang yang berada di Pulau Bintan, kita harus menyebrang dengan menggunakan perahu boat sekitar 15 menit. Ada pelabuhan khusus yang menyebrangkan penumpang dari Kota Tanjungpinang ke Pulau Penyengat.
Waktu perjalanan yang hanya belasan menit biasanya tidak akan terasa. Ada banyak pemandangan indah khas pesisir di sepanjang jalan. Saat naik perahu boat, lihat pemandangan ke depan, ke kiri dan kanan, tahu-tahu sudah sampai. Terlebih sepanjang jalan angin bertiup sepoi.