Saat menjalankan ibadah puasa, beberapa kali saya pernah merasakan sakit kepala. Kepala tiba-tiba terasa berat dan pening. Rasanya sungguh tidak nyaman. Terlebih, rasa pusing itu biasanya muncul menjelang tengah hari. Â Sehingga, saya tidak bisa buru-buru menenggak obat pereda sakit karena tidak mau membatalkan puasa.
Anehnya, sakit kepala tersebut biasanya akan hilang begitu saja beberapa waktu kemudian. Terlebih, bila saya memaksakan tidur saat rasa pusing itu menyerang. Usai dipaksakan tidur, rasa pening itu biasanya lenyap begitu saja. Berganti dengan badan yang terasa lebih ringan dan segar.
Beberapa kali merasakan keluhan yang sama, saya sempat merasa was-was. Khawatir sakit kepala tersebut merupakan salah satu gejala suatu penyakit yang harus diwaspadai. Terlebih saat pusing menyerang, terkadang pandangan saya terasa gelap, seolah masuk ke sebuah lorong.
Alhasil, saya lupa tepatnya Ramadan tahun ke berapa, saya akhirnya memeriksakan diri ke dokter. Alhamdulillah, dokter yang saya kunjungi tersebut mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak ada penyakit serius. Saya hanya perlu istirahat, makan dan minum dengan asupan yang cukup.
Umum Dirasa Orang yang Berpuasa
Dokter yang saya kunjungi tersebut mengatakan, orang yang menjalankan ibadah puasa terkadang memang merasakan sakit kepala. Selain saya, dokter tersebut mengatakan, ada beberapa orang yang berobat dengan keluhan yang sama. Mereka umumnya mengeluhkan rasa pusing yang lumayan mengganggu kala siang menjelang.
Hal tersebut senada dengan hasil survei yang dilakukan sebuah healthcare platform, Honestdocs yang dirilis tirto.id. Berdasarkan hasil survei tersebut, dari 11.740 responden yang disurvei, ada 13,3 persen responden yang mengeluhkan sakit kepala saat menjalankan ibadah puasa.
Sakit kepala tersebut umumnya disebabkan waktu tidur yang berkurang selama Ramadan, dehidrasi, kelelahan, dan asupan makanan yang tidak memadai. Gizi tidak seimbang, jumlah asupan kurang. Padahal berdasarkan beberapa referensi, jika asupan gizi yang dibutuhkan otak tidak memadai, dapat memicu sakit kepala.
Saat Ramadan, jumlah jam tidur umat muslim umumnya memang berkurang, terutama kaum perempuan yang menyiapkan sendiri penganan untuk sahur. Tengah malam bangun untuk memasak, usai sahur terkadang tidak lagi sempat untuk tidur kembali. Siang hari pun demikian, kalaupun tidak ngantor, suka memilih mengerjakan kegiatan lain.
Asupan makanan juga sangat jauh berkurang. Makan biasanya hanya pada waktu berbuka puasa dan sahur, tidak sepanjang malam, seperti halnya pada hari biasa --hampir sepanjang hari. Itu pun saat awal-awal puasa, jumlah asupan makanan saat sahur sangat terbatas. Bukan, bukan karena dibatasi. Hanya saja karena belum terbiasa makan di akhir malam, sehingga belum sebanyak bila makan di waktu normal.
Perbaiki Pola Makan dan Tidur