Selain itu, menabung juga saya lakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan uang yang nantinya untuk dibelikan suatu barang yang diinginkan atau dibutuhkan. Bila membeli langsung terkadang belum sanggup soalnya. Perlu beberapa bulan, bahkan tahun, untuk mengumpulkan uang agar dapat memiliki barang yang diinginkan/dibutuhkan tersebut.
Memiliki dua buah hati juga membuat saya dan suami lebih rajin menabung. Apalagi anak sulung sudah mulai sekolah. Khawatir tiba-tiba ada kebutuhan mendadak. Apalagi kebutuhan untuk anak, terutama untuk kebutuhan pendidikan dan kesehatan, terkadang tidak bisa ditawar. Merasa bersalah saja bila tiba-tiba harus dikorbankan hanya karena tidak ada uang.
Saya dan suami memilih untuk menabung di bank. Alasannya tentu saja karena lebih aman. Uang tidak khawatir hilang atau rusak. Kalaupun uang hilang karena kesalahan sistem bank, bisa kembali utuh. Saya pernah mengalaminya. Apalagi layanan perbankan sekarang sudah semakin lengkap dan mudah. Kita sudah seperti punya bank pribadi.
Apalagi dengan menyimpan uang di bank kita juga ternyata sudah membantu para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis. Hampir semua bank di Indonesia menyalurkan kredit untuk pelaku usaha. Tidak hanya pengusaha kelas "kakap", tetapi juga para pengusaha kecil dan menengah.
Itu berarti secara tidak langsung kita sudah membantu stabilitas sistem keuangan. Saat perekonomian tumbuh, sistem keuangan akan lebih terjaga. Apalagi dulu saat krisis keuangan 1998, UMKM lah yang menjadi salah satu penyelamat hingga Indonesia dapat keluar dari krisis.
Mampu Mengukur Kemampuan Finansial
Hidup itu terkadang kejam. Keinginan tak berbanding lurus dengan penghasilan.Â
Alhasil terkadang kita mengambil jalan pintas untuk memiliki barang yang kita inginkan, yakni dengan cara kredit.Â
Sah-sah saja sebenarnya bila kita membeli barang dengan cara mencicil. Apalagi bila memiliki penghasilan tetap yang dapat diandalkan. Hanya saja tetap harus terukur. Jangan sampai kita "lupa diri" mengkredit barang di luar kemampuan finansial.
Percaya deh, mengkredit barang di luar batas kemampuan keuangan akan membuat kita pusing tujuh keliling. Sistem keuangan pribadi kita tidak hanya terganggu, bahkan bisa terguncang. Efeknya tidak hanya ke keuangan, tetapi bisa merembet kemana-mana.
Ngerinya, kredit macet akibat terlalu tergiur memiliki banyak barang idaman tersebut juga dapat berdampak pada stabilitas sistem keuangan nasional. Bila banyak kredit macet akibat pola hidup yang konsumtif, stabilitas sistem keuangan bisa terganggu. Tidak mau kan menjadi salah satu orang yang menyebabkan krisis keuangan? Penyebab perekonomian negara menjadi sulit?