Mudik itu identik dengan oleh-oleh. Usai merayakan Idulfitri di kampung halaman, kita umumnya membawa buah tangan ke tempat perantauan.
Biasanya kita membawa oleh-oleh khas dari daerah tempat asal untuk dibagikan ke tetangga dan teman kantor. Bentuk rasa peduli. Terkadang juga rasa tidak enak. Teman atau tetangga yang lain kerap membawakan oleh-oleh, masa kita tidak.
Meski jumlah yang dibagikan tidak banyak, tetapi tetap saja oleh-oleh kerap menyita tempat dan perhatian kita selama proses balik dari kampung halaman ke tempat perantauan.
Apalagi bila kita menggunakan angkutan umum, bukan kendaraan pribadi yang lebih leluasa untuk membawa aneka barang.
Lalu bagaimana cara membawa oleh-oleh #AntiRibet? Ini tipsnya.Â
Dibanding Makanan, Pilih Suvenir
Untuk oleh-oleh lebaran kita umumnya membawa makanan khas daerah. Tujuannya agar pada hari pertama masuk kantor kita bisa makan beramai-ramai. Saling mencicip makanan dengan teman lain yang mudik ke daerah berbeda.
Namun sayangnya tidak semua oleh-oleh makanan bisa dibawa dengan mudah. Banyak makanan khas daerah yang justru harus dibawa dengan ekstra hati-hati. Takut penyet lah, takut tumpah, atau bocor.
Nah, agar kita tetap bisa membagikan oleh-oleh, tetapi tidak menyusahkan diri sendiri, ada baiknya #DibikinSimpel.Â
Bila tidak memungkinkan tidak usah membawa oleh-oleh makanan. Beli saja oleh-oleh berupa suvenir. Bisa kaos, gantungan kunci, kain batik, atau bahkan sandal.
Apalagi setiap daerah umumnya menawarkan suvenir unik nan menarik. Selain itu juga menawarkan suvenir dengan kualitas standar khas oleh-oleh hingga yang premium. Sehingga, kita lebih leluasa memilih. Disesuaikan dengan siapa yang akan menerima oleh-oleh tersebut.