Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Raja Ali Haji, Menyematkan Ajaran Agama Melalui Karya Sastra

27 Mei 2019   20:44 Diperbarui: 27 Mei 2019   21:08 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari tirto.id

Tak hanya melalui buku, syariat Islam juga sangat kental disuarakan Raja Ali Haji melalui sajak, tepatnya gurindam. Coba tengok deretan kata yang ditorehkan di "Gurindam Duabelas". Hampir semu bait berisi petuah baik, mulai dari mengajak kita menahan amarah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, menjaga hati, hingga imbauan untuk selalu menjaga shalat seperti yang diperintahkan Allah SWT melalui Al-Quran.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

Seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,

Tidaklah mendapat dua termasa.

Barangsiapa meninggalkan zakat,

Tiadalah hartanya beroleh berkat.

Raja Ali Haji mungkin tidak melakukan tausyiah secara langsung seperti ulama-ulama pada umumnya. Namun beliau sebenarnya justru telah melakukan syiar Islam dengan cara yang lebih sistematis dan luas. Karya tulis lebih abadi dan dapat menjangkau khalayak yang lebih banyak.

Terlebih beliau juga melakukan syiar agama melalui karya sastra yang justru lebih lekat dengan kehidupan masyarakat. Kita sebagai pembaca tak hanya dimanjakan dengan deretan kata yang indah dan penuh rima, tetapi juga diberi  pandangan dan arahan yang baik mengenai agama, khususnya Islam.

Semoga suatu saat nanti saya bisa seperti beliau, membuat karya sastra yang sarat dengan pesan agama agar kelak menjadi amal jariyah. Aamiin! 

Bila ingin berziarah ke makan beliau dapat datang ke Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Kita bisa mendapatkan cerita yang lebih lengkap mengenai beliau melalui juru kunci makam. Selain itu bisa melihat seperti apa lingkungan tempat seorang ahli bahasa dan sejarawan besar lahir dan tumbuh. Apalagi Pulau Penyengat sangat instagramable. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun