Jadi tak heran saat berpuasa kita seperti menjadi salah satu bagian dari " si sumbu pendek". Terlebih sejak beberapa tahun terakhir ini kondisi perpolitikan di tanah air juga lumayan "panas". Efek semakin banyak masyarakat yang "melek" politik. Imbas semakin banyak masyarakat yang sadar politik.
Namun sayangnya, saking terlalu fanatik membela salah satu kubu di perpolitikan tanah air, terkadang malah jadi berselisih dengan teman dan rekan. Tak sedikit yang mengalami hubungan silaturahmi dengan orang-orang terdekat menjadi hancur karena terlalu memaksakan diri menunjukan ego "pilihan gue lebih baik", sampai lupa hubungan baik dengan rekan dan teman justru lebih penting.
Yuk, Belajar Kendalikan Rasa Marah
Sayang bila harus mengumbar rasa marah karena hal sepele. Jangan sampai kita juga mengorbankan pahala di bulan Ramadan --yang hanya datang satu tahun sekali-- hanya untuk memanjakan rasa marah. Saling ngotot, saling caci, saling mengumbar perkataan tidak baik hanya karena berbeda pendapat, atau karena berselisih untuk hal sepele.
Yuk, belajar mengendalikan rasa marah dengan menghindari perdebatan. Biasanya bila sudah masuk ke arena debat, rasa marah mudah tersulut. Lebih baik diam, menghindari kata-kata yang akan memancing emosi. Bila marah dengan orang yang bertemu langsung di dunia nyata, lebih baik kita berwudhu, atau hindari dulu bertemu orang tersebut sementara waktu.
Bila marah dengan orang yang ada di dunia maya, sebenarnya lebih mudah mengatasinya, caranya unfollow dulu untuk sementara semua postingan orang tersebut. Nanti bila rasa marah sudah reda. Bisa kembali berteman seperti biasa. Jangan sampai pahala puasa kita dikorbankan karena kemarahan untuk hal yang tidak krusial. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H