Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Jangan Marah, Nanti Puasanya Batal, Lho!"

26 Mei 2019   23:49 Diperbarui: 26 Mei 2019   23:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan marah, nanti puasanya batal, lho!

Saat kecil sering mendengar kalimat tersebut diucapkan orang dewasa maupun sesama anak-anak. Alhasil, saat amarah mulai memuncak karena tersinggung teman, kita mulai mencoba mengendalikan diri. Jangan sampai sudah letih bangun dini hari, puasa kita tiba-tiba batal karena marah.

Padahal marah tidak membatalkan puasa. Ibadah puasa yang kita jalankan tetap sah. Setelah dewasa dan mempelajari ilmu agama lebih banyak, baru tahu. Hanya saja pahala kita berkurang. Terlebih saat berpuasa kita dituntut untuk dapat mengendalikan hawa nafsu. Salah satunya adalah rasa marah.

Selain itu, amarah yang tidak terkendali juga tidak disukai Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Amarah adalah pembuka permusuhan, pekelahian, perkataan tidak baik. Saat orang marah biasanya rasa welas asih menjadi hilang. Sehingga, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ujung-ujungnya menyesal.

Menurut beberapa referensi, kemarahan merupakan bara api yang dilemparkan setan ke dalam lubuk hati manusia. Itu makanya, saat kita membiarkan rasa marah menguasai, kemarahan biasanya kian berlipat kan? Kita juga semakin membabi-buta melampiaskan kemarahan tersebut.

Marah sebenarnya salah satu tabiat dasar manusia. Nabi Muhammad SAW juga tidak melarang kita untuk memiliki rasa marah. Terlebih marah juga dibagi dua, yakni marah yang terpuji dan marah yang tercela. Marah yang terpuji adalah marah yang didasari karena Allah dan syariatnya. Marah yang tercela adalah marah karena perkara dunia.

Hanya saja rasa marah tersebut harus dikendalikan. Saat marah kita tetap harus bisa menguasai diri. Jangan melampiaskan kemarahan tersebut. Bukan, hal yang mudah memang. Itu makanya sampai ada hadist,"orang yang kuat bukanlah menang dalam perkelahian, tetapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Bukhori & Muslim).

Saat Lapar Kita Cenderung Mudah Marah

Perut kosong karena puasa juga kerap membuat kita lebih mudah tersulut emosi. Kondisi ini banyak dikenal dengan istilah hangry, gabungan dari kata Bahasa Inggris "hungry" yang berarti lapar, dengan "angry" yang berarti marah.

Pakar Diet dan Nutrisi dari Kings College London, Inggris, Sophie Medlin, seperti yang dikutip detik.com mengungkapkan, emosi yang memuncak saat lapar berhubungan dengan kadar gula darah. Saat gula darah menurun, hormon kortisol dan adrenalin naik. Hal tersebut menyebabkan otak menangkap sinyal perasaan tidak senang, yang berkembang menjadi marah. Sinyal itu mirip dengan sinyal marah yang berasal dari perilaku impulsif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun