Ramadan umumnya identik dengan ibadah. Setiap umat muslim berlomba menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT, baik yang wajib maupun sunnah. Terlebih di bulan penuh rahmat ini, apapun kebaikan yang kita lakukan akan diberi pahala yang berlipat-lipat.
Selain menjalankan ibadah, kita juga bisa lho memanfaatkan bulan Ramadan ini  untuk lebih meningkatkan romantisme bersama keluarga. Ada banyak momen yang sangat mendukung untuk mengeratkan jalinan bersama suami/istri, anak, maupun dengan keluarga dan kerabat dekat.
Mungkin itu makanya banyak juga pasangan yang memilih untuk menikah di bulan Syaban. Alasannnya agar saat Ramadan menjelang, sudah memiliki pasangan sah sehingga lebih fokus untuk mendulang pahala dengan beragam ibadah. Selain itu, tentu sangat berbeda kan dibangunkan oleh istri untuk sahur, dibanding oleh ibunda tercinta.
Membangun Romantisme di Kala Sahur
Pada hari biasa belum tentu bisa untuk selalu sarapan bersama. Terkadang karena khawatir terlambat ke tempat kerja, lebih memilih membawa bekal. Terkadang malah lebih suka membeli sarapan di sekitar kantor. Kalaupun tetap sarapan di rumah terkadang tidak bersama-sama dalam satu meja dan waktu. Si istri masih sibuk menyiapkan keperluan untuk anak sekolah, atau malah keperluan sendiri, sementara suami yang biasanya lebih simple, sudah rapi jali dan siap sarapan.
Nah, saat sahur kita dituntut disiplin karena waktu yang terbatas. Umumnya 30 hingga 60 menit menjelang waktu imsak seluruh anggota keluarga sudah siap untuk "mengisi" perut. Tidak ada aktivitas lain selain duduk satu meja untuk mengudap  semua makanan yang dihidangkan.
Selama santap sahur, biasanya diselingi dengan beragam obrolan. Bisa hal-hal menarik yang terjadi di sekitar, bisa mengenai rencana kedepan --rencana mudik misalnya, rencana liburan saat libur lebaran, mengobrolkan kejadian yang dialami sehari-hari, hingga membahas beragam topik lain yang disukai oleh setiap anggota keluarga.
Selain agar komunikasi antar keluarga tetap "nyambung", bisa sekaligus untuk melatih anak berbicara secara urut dan runut. Selain itu, melatih mereka mengetahui banyak hal. Bila anak masih lumayan kecil, bagus juga untuk menambah pembendaharaan kosa kata. Terkadang saat mengobrol, anak saya suka nyeletuk sendiri, bila ada kata yang kurang paham. Setelah itu saya atau suami jelaskan.
Bila memungkinkan ajak juga anak dan suami untuk menyiapkan makanan untuk sahur. Suami yang mengiris, istri yang mengoseng, anak yang menyiapkan makanan tersebut di meja makan. Namun, hal ini sepertinya sedikit sulit. Anak dan suami umumnya lebih memilih tertidur lelap dan baru bangun usai semua makanan terhidang.
Mengeratkan Romatisme di Saat Berbuka Puasa
Saat Ramadan, setiap anggota keluarga umumnya lebih memilih untuk berbuka puasa bersama keluarga di rumah, terutama pada minggu-minggu awal Ramadan. Saat awal puasa, rasanya kurang afdol bila harus berbuka puasa di luar rumah. Apalagi bila dilakukan sendiri-sendiri oleh suami/istri.