Selain aneka ikan dan masakan laut untuk teman makan saat berbuka puasa, di Tanjunguma ini juga menjual aneka makanan khas Melayu, seperti lakse, epok-epok hingga roti kirai. Saya sempat mencoba lakse yang kenyel-kenyel gurih, karena diberi kuah yang berbahan dasar dari ayam. Begitupula dengan epok-epok yang biasanya memiliki rasa pedas-manis-asin yang bentuknya sangat mirip pastel.
Sama seperti penjual menu berbuka yang lain di Kota Batam, Pasar  Ramadan Tanjunguma buka sekitar pukul 15:00 WIB dan tutup menjelang magrib. Meski tempatnya bukan di pinggir jalan utama dan harus masuk ke perkampungan penduduk, namun pengunjung yang datang selalu ramai.
Sama seperti yang dijual penjual menu berbuka puasa di tempat lain, dua tempat ini juga menjual aneka es, kolak, bubur --mulai dari bubur sumsum, bubur kacang ijo, hingga bubur ketan hitam, aneka kue pasar, olahan rumah, masakan khas dari beberapa kota --pempempek, jongkong, prata, hingga beragam olahan jengkol.
Seru rasanya berburu makanan untuk berbuka puasa. Apalagi saat akhir pekan, selain lebih leluasa, pengunjung yang datang biasanya juga lebih banyak. Bila bingung mau membeli makanan yang mana, tinggal nyontek saja apa yang dibeli pengunjung lain. Jumlah pembeli biasanya tidak pernah berbohong, semakin ramai berarti masakan yang dijual penjual itu semakin enak.
Ah, jadi ingin buru-buru sore untuk meluncur mencari makanan untuk berbuka puasa. Seru rasanya mencari satu persatu makanan dari puluhan menu yang ditawarkan. Kalau teman-teman Kompasianer apa makanan favorit untuk berbuka puasa? Biasanya beli dimana? Yuk, berbagi di kolom komentar. Salam Kompasiana! (*)