Saat satu pasar rakyat tidak lagi beroperasi, ketimpangan ekonomi tidak hanya melanda para penjual di pasar tersebut, namun juga menimpa para pemasok bahan makanan di pasar tersebut - petani, peternak dan nelayan -- plus, Â keluarga mereka, istri dan anak-anak. Sebaliknya, saat perekonomian suatu pasar melaju pesat, tingat kesejahteraan pedagang dan profesi lain yang terlibat juga otomatis ikut terkatrol.
Hari Pasar Rakyat Nasional sebaiknya menjadi sebuah momentum untuk semakin menyemarakan kegiatan jual-beli di pasar tradisional. Saat Hari Pasar Rakyat Nasional berlangsung, seluruh pasar-pasar tradisional di setiap kota sebaiknya dihias meriah. Selain itu, pedagang juga memberi harga spesial sehingga pada hari tersebut masyarakat lebih tertarik untuk berkunjung ke pasar tradisional.
Agar Hari Pasar Rakyat Nasional semakin semarak, sebaiknya ada satu titik yang menjadi pusat peringatan dengan mengundang perwakilan pedagang pasar, nelayan, petani, atau peternak untuk ikut memeriahkan perayaan tersebut. Pemerintah setempat mungkin bisa memilih alun-alun kota untuk memeriahkan perayaan puncak Hari Pasar Rakyat Nasional.
Mereka bisa menjual aneka sayuran, daging, ikan hingga bumbu dapur pada perayaan tersebut – tentu dengan tampilan yang menarik sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing. Sebagian mungkin ada yang menjual makanan olahan tradisional, baik makanan ringan maupun makanan berat untuk campuran nasi.
Selain jeli memilah isi acara agar Hari Pasar Rakyat Nasional berlangsung meriah dan masyarakat semakin tertarik berbelanja di pasar tradisional, panitia juga ada baiknya memilih Hari Pasar Rakyat Nasional yang tepat – misalkan pada bulan tertentu saat ikan melimpah di laut, atau saat hasil panen dari kebun melimpah ruah. Jangan sampai Hari Pasar Rakyat Nasional yang nantinya diperingati satu tahun sekali, justru berlangsung saat musim paceklik atau kala laut tidak bersahabat dengan nelayan.
Jadi, kapan Hari Pasar Rakyat Nasional ditetapkan? Sambil menunggu, yuk kita mulai membiasakan diri untuk berbelanja di pasar tradisional. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H