Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Serunya Snorkeling di Perairan Pulau Abang, Batam

14 November 2016   13:22 Diperbarui: 14 November 2016   14:56 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pri/Suasana makan siang di Pulau Dedap.

Dok Pri/Bersantai di Pulau Dedap.
Dok Pri/Bersantai di Pulau Dedap.
Setelah sampai di Pulau Ranoh, kami kembali berkumpul. Kali ini pengelola wisata menjelaskan secara teknis bagaimana agar bisa menikmati snorkeling. Selain dijelaskan secara detail, satu persatu kami juga diminta belajar snorkeling di pantai pulau yang tidak terlalu dalam tersebut. Awal-awal saya gagal melihat pemandangan bawah laut, tiap kali kepala dibenamkan ke air, selalu saja air terminum – alhasil saya batuk-batuk karena air laut yang begitu asin. Setelah beberapa kali mencoba baru berhasil, ternyata snorkelnya harus dibenamkan lebih dalam ke dalam mulut.

Setelah dinilai cukup ahli, rombongan melanjutkan perjalanan untuk melakukan snorkeling betulan. Kami menuju Pulau Dedap. Setelah mendapat spot yang menarik dan aman untuk melakukan snorkeling, perahu berhenti. Satu persatu kami mengenakan alat snorkeling dan mulai terjun ke laut.

Awalnya saya sempat takut-takut, apalagi itu di tengah laut yang kedalamannya sekitar tiga meter – dan saya tidak bisa berenang. Namun setelah beberapa waktu, akhirnya saya berani juga, apalagi setelah melihat clownfish atau lebih akrab disebut ikan Nemo, saya langsung semangat membenamkan diri sedikit lebih dalam.

Dok Pri/Umang umang di Pulau Dedap.
Dok Pri/Umang umang di Pulau Dedap.
Ada tiga spot yang kami jelajahi. Dua spot di sekitar Pulau Dedap dan satu spot di sekitar Pulau Abang Kecil. Satu spot dilakukan sebelum makan siang, dua spot berikutnya setelah makan siang. Maklum bagi pemula, snorkeling 60 menit saja sudah bikin perut keroncongan, apalagi waktu memang sudah mendekati makan siang. Sebelum masuk angin, kami akhirnya memutuskan makan siang dulu, baru melanjutkan ke spot berikutnya. Sedikit saran, sebelum snorkeling sebaiknya sarapan dulu yang cukup, selain itu bawa bekal makanan yang memadai.

Menurut saya – yang baru pertama kali mencoba snorkeling, spot yang paling menarik adalah Pulau Abang Kecil. Lautnya tidak begitu dalam, selain itu ada lebih banyak Nemo disana. Namun sayang karena kamera dan ponsel yang saya bawa tidak dilengkapi cover anti air, bintang Finding Nemo itu tidak bisa saya abadikan. Saya hanya sempat memotret ubur-ubur yang kebetulan muncul usai saya selesai snorkeling.

Dok Pri/Suasana makan siang di Pulau Dedap.
Dok Pri/Suasana makan siang di Pulau Dedap.
Makan Siang di Pasir Putih Pulau Dedap

Masih dengan pakaian kuyup sehabis snorkeling babak pertama, boat yang kami tumpangi meluncur ke salah satu pulau tak berpenghuni. Pasir putih yang menghampar dari pulau tersebut sudah terlihat dari jauh. Apalagi laut juga saat itu berwarna kehijauan, sehingga sedikit kontras.

“Selamat Datang di Pulau Dedap,” kata salah satu pengelola Galang Bahari Wisata, Muhammad Sani. Sambil menunggu makanan disiapkakan, Sani bercerita bahwa mereka biasa membawa para peserta snorkeling ke pulau-pulau di sekitar perairan Pulau Abang. Hal tersebut tentu saja untuk mengenalkan pengunjung bahwa Kepri memiliki banyak pulau-pulau kecil yang cantik, namun tanpa penghuni.

Selain berupaya memperkenalkan pulau-pulau kecil, ia menuturkan usaha snorkeling yang dikelolanya juga selalu berupaya memberdayakan warga sekitar. Menu makan siang yang dihidangkan adalah hasil kreasi warga Pulau Nguan. Ah, pantas makanan yang disajikan sangat berbau laut – ikan asam manis yang super lezat khas olahan daerah pesisir.

Dok Pri/Wefie di Pulau Dedap.
Dok Pri/Wefie di Pulau Dedap.
Makan ikan asam pedas sambil duduk di atas haparan pasir putih halus memang memberi sensasi tersendiri. Apalagi setiap berapa detik ombak berdebur halus. Sehabis makan, beberapa peserta ada yang terlelap diatas pasir, sebagian asik menjelajah pulau tersebut sambil berfoto ria. Apalagi cuaca juga mendukung – tidak hujan, namun juga tidak terik. Air laut yang awalnya pasang juga perlahan tenang. Satu hal yang paling berkesan saat berkunjung ke Pulau Dedap adalah bisa melihat umang umang berjalan dengan natural. Ternyata mereka suka berkumpul di sabut kelapa.

Ah, saya jadi ketagihan snorkeling dan menjelajah pulau-pulau kecil Kepri. Mungkin kapan-kapan harus mencoba lagi dengan spot yang berbeda, apalagi harganya juga cukup terjangkau, mulai dari 280.000/orang. Mudah-mudahan ada kesempatan lagi buat menjelajah pemandangan bawah laut. Teman-teman punya cerita seru jugakah dengan snorkeling? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun