Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Baca Ini Sebelum Menikahi Anak Tunggal

21 Februari 2016   18:41 Diperbarui: 4 April 2017   18:20 4284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski tidak semua anak tunggal sulit diajak merantau, namun umumnya calon mertua akan sedikit enggan melepas anak semata wayangnya menetap terlalu jauh dari kota asal. Kalaupun diizinkan bukan tidak mungkin ada syarat tertentu yang harus dipenuhi, salah satunya calon mertua ikut pindah bila memungkinkan.

HARUS SIAP MERAWAT MERTUA

Bila istri/suami adalah anak tunggal, kita harus siap merawat mertua. Apalagi bila sangmertua sudah sepuh dan salah satu mertua sudah meninggal. Bagi menantu laki-laki mungkin tidak terlalu bermasalah. Kaum Adam umumnya lebih cuek, apalagi mereka juga biasanya lebih fokus mencari nafkah, sehingga tidak begitu terlibat dalam perawatan sang mertua.

Namun bagi menantu perempuan, hal tersebut bisa mendatangkan masalah tersendiri. Saat mertua sudah satu rumah, terkadang timbul gesekan saat sang mertua mulai mengimplementasikan pandangan pribadinya dalam menjalankan sebuah biduk rumah tangga, atau ikut campur dalam proses mendidik sang cucu. Beda generasi, terkadang beda pendekatan untuk mendidik sang buah hati.

Bagi suami/istri yang memiliki pasangan anak tunggal, please jangan pernah katakan pilih saya atau orangtua kamu, saat kita sudah tidak tahan dengan kelakuan mertua. Pertanyaan tersebut pasti akan menyakitkan pasangan. Biar bagaimanapun pasangan kita pasti sayang keduanya – dan tidak mungkin memilih salah satu. Bila tidak mau mengurus mertua, lebih baik jangan menikahi anak tunggal. Lebih baik menikahi anak yang lebih dari satu.

Sebagai anak yang dibesarkan dengan baik oleh orangtua mereka, istri/suami kita pasti ingin merawat orangtuanya saat orangtua tersebut sudah sepuh, sudah tidak lagi kuat untuk hidup sendiri. Bila harus memilih antara suami/istri atau orangtua mereka, mereka tidak akan sanggup melakukannya – apalagi bila pernikahan sudah dikaruniai anak yang lucu-lucu.

PASANGAN INGIN TETAP BERKARIR

Ini mungkin ditujukan bagi pasangan memiliki calon istri anak tunggal. Terkadang ada ego suami yang menginginkan istri fokus sebagai ibu rumah tangga. Ada juga beberapa kalangan yang memang menginginkan istri tidak bekerja karena perintah agama. Saya tidak mau berdebat terkait masalah ini, hanya saja beberapa anak tunggal perempuan umumnya didorong untuk tetap berkarir oleh orangtua mereka.

Mungkin karena mereka sebagai penerus keluarga dan sudah dibekali dengan tingkat pendidikan yang lumayan, sehingga saat harus melepas karir karena menikah sedikit disayangkan. Apalagi anak tunggal umumnya cukup dibanggakan oleh orangtua mereka – karena cuma satu dan tidak ada lagi yang bisa dibanggakan.

Saat anak tunggal perempuan galau karena sudah dititipkan buah hati, umumnya sang ibunda akan menguatkan dengan menjaga sang cucu. Apalagi mungkin sudah tidak ada lagi yang diurus, sehingga menjaga anak dari anak tunggalnya merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Seolah diberi kesempatan lagi untuk menimang bayi.

HARUS SIAP DIANDALKAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun