Salah satunya adalah membenahi fasilitas transportasi umum masal. Bila dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Indonesia, fasilitas transportasi umum di Kota Batam mungkin termasuk yang terburuk. Batam tidak memiliki transportasi umum masal yang menjangkau seluruh wilayah di Pulau Batam. Transportasi umum masal Kota Batam hanya menjangkau titik-titik tertentu.
Akibatnya kendaraan pribadi di Kota Batam terus meningkat. Bila dirata-rata, pertumbuhan kendaraan roda dua di Batam sekitar 5.000 unit/bulan, sementara roda empat mencapai 500-600 unit/bulan. Hingga pertengahan 2013 saja sudah ada 776.343 motor dan 259.843 mobil yang melenggang di Batam (Batam Pos), padahal penduduk Batam saja hanya sekitar 1.032.000 sekian. Berarti satu penduduk setidaknya memiliki satu kendaraan. Apalagi Batam merupakan kota kepualauan yang tidak terhubungan jalur darat dengan kota manapun, sehingga bila kendaraan di Batam terus meningkatdan tidak terkontrol, akan sulit mengatasi hal tersebut.
Masyarakat Batam umumnya memang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi, dibanding harus menggunakan kendaraan umum masal. Mungkin malas juga baru sampai mana harus berhenti karena angkutan umum masal tersebut tidak menjangkau daerah yang akan dikunjungi. Mau jalan malas, lanjut pakai taksi mahal. Yo, wes bawa motor saja atau mobil sekalian bila perginya lebih dari dua orang.
Selain itu, angkutan umum masal juga terkadang suka-suka trayeknya – tidak ada trayek standar. Angkot Bengkong-Mukakuning misalkan, ada yang lewat Batamcentre-Mega Mall-setelah itu putar balik ke Bengkong, ada juga yang lewat Simpang Frangky. Terkesan suka-suka supir angkotnya dan keinginan penumpang mau lewat mana.
FYI, selain angkutan umum masal yang masih amburadul. Batam juga tidak memiliki terminal yang berfungsi dengan baik. Terminal angkutan umum di sebrang Batamindo bahkan terbengkalai dan sama sekali tidak digunakan. Malah kalau malam katanya digunakan untuk kongkow-kongkow sebagian kalangan.
Selain transportasi, pengelolaan sampah di Batam juga belum baik. Masih banyak sampah-sampah yang menumpuk di beberapa titik karena tidak terangkut akibat petugas yang terbatas. Sejak akhir 2014 Pemko Batam memang belum menemukan pengganti rekanan yang mengangkut sampah di Kota Batam, akibatnya petugas dari Dinas Kebersihan dikerahkan untuk mengangkut sampah di Kota Batam. Namun karena petugas yang terbatas, pengangkutan sampah tidak maksimal. Sehingga, sampah menumpuk tidak terangkut.
Ada baiknya Pemko Batam lebih fokus meningkatkan pelayanan ke masyarakat. Selain sampah dan transportasi, ada baiknya juga pelayanan pendidikan dan kesehatan ditingkatkan sehingga semakin baik. Bila warga Batam sehat dan pintar, otomatis Batam juga akan semakin maju dan menjadi daerah yang kian diperhitungkan.
PEMKO SEBAIKNYA FOKUS KEMBANGKAN BATAM JADI DAERAH WISATA
Posisi Batam yang sangat strategis dengan potensi wisata yang baik, membuat pemerintah pusat menetapkan Batam dan beberapa kota lain di Kepri sebagai Great Batam. Batam dijadikan sebagai salah satu kota untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara. Tahun 2014 dan 2013 Batam memang sudah menjadi kota ketiga yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan manacanegara, setelah Bali dan Jakarta.
Oleh karena itu, agar Batam semakin dilirik oleh wisatawan, ada baiknya Pemko Batam fokus mengembangkan Batam sebagai daerah tujuan wisata. Salah satunya mungkin dengan merevitalisasi beberapa potensi wisata di Batam sehingga semakin menarik untuk dikunjungi para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Mungkin ada baiknya Pemko Batam mengoptimalkan wisata-wisata pulau kecil sehingga bisa menambah PAD. Pulau Putri sepertinya belum dimaksimalkan sebagai daerah tujuan wisata, begitupula dengan Pulau Belakang Padang dan Pulau Abang. Padahal Batam memiliki pulau kecil yang sangat menarik bila dijadikan sebagai tempat wisata.