Apa itu IPA? Saat beberapa pegawai perusahaan air minum menanyakan hal tersebut kepada para pelajar, umumnya mereka menjawab dengan serentak dan lantang, “Ilmu Pengetahuan Alam.” Tidak salah memang, hanya saja untuk istilah di perusahaan air, IPA merupakan kepanjangan dari Instalasi Pengolahan Air, atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan Water Treatment Plant (WTP).
[caption id="attachment_336318" align="aligncenter" width="550" caption="Dok ATB/Intake di IPA Ladi."][/caption]
Kota Batam memiliki enam IPA yang aktif digunakan, yaitu Harapan yang memiliki kapasitas 210 liter/detik, Ladi 270 liter/detik, Mukakuning 310 liter/detik, Nongsa 110 liter/detik, Piayu 375 liter/detik, dan Duriangkang 2.200 liter/detik. Selain enam IPA tersebut, sebenarnya ada satu IPA lagi yang dimiliki Kota Batam, yakni IPA Baloi. Hanya saja karena kondisi air baku di IPA tersebut sudah sangat tercemar, IPA tersebut tidak lagi digunakan. Lokasi dam dan IPA tersebut katanya akan dialihfungsikan sebagai taman kota.
IPA memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan air minum. Air baku yang berasal dari danau, sungai, mata air pegunungan, dam akan diolah di instalasi tersebut agar sesuai dengan standar kesehatan yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan atau WHO.
PROSES PENGOLAHAN AIR
Ada beberapa tahapan pada proses pengolahan air. Tahap pertama adalah intake, yakni mengambil air baku dari dam/sumber air baku lainnya. Proses ini biasanya memerlukan listrik yang cukup tinggi. Itu makanya, bagi beberapa kota yang PDAM-nya masih mengandalkan PLN sebagai sumber energi listrik utama, saat listrik terganggu, pasokan air juga biasanya akan ikut terganggu.
Air baku yang diambil tersebut akan dialirkan ke IPA yang biasanya ditempatkan di areal yang lebih tinggi. Setelah itu, air baku tersebut akan mengalami proses aerasi. Prosesnya seperti memancurkan air dengan alat khusus. Tujuannya agar air baku tersebut bersentuhan langsung dengan udara sehingga bau lumpur atau bau tidak sedap lainnya akan berkurang.
[caption id="attachment_336319" align="aligncenter" width="550" caption="Dok ATB/Proses aerasi."]
Setelah itu, air baku tersebut akan mengalami proses pengendapan dan penyaringan. Agar proses pengendapan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, pihak perusahaan air bersih biasanya membubuhkan beberapa bahan kimia – tentu dengan kadar yang nantinya aman untuk dikonsumsi pelanggan. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses pengendapan dan penyaringan sehingga air tersebut benar-benar layak digunakan dan dikonsumsi pelanggan.
[caption id="attachment_336325" align="aligncenter" width="550" caption="Dok Pribadi/Klorin yang digunakan untuk pengolahan air."]
Setelah air tersebut selesai diolah dan dibubuhi disinfektan seperti klorin/kaporit, air ditampung di reservoir sebelum akhirnya didistribusikan kepada pelanggan. Reservoir tersebut biasanya berupa bentuk kotak yang ditanam di bawah tanah dengan kedalaman tertentu.
[caption id="attachment_336320" align="aligncenter" width="550" caption="Dok Pribadi/IPA Duriangkang di kala senja."]
IPA TERBESAR DAN TERMODERN DI BATAM
IPA Duriangkang merupakan tempat pengolahan air terbesar di Kota Batam. Luas IPA tersebut lebih dari satu hektar. Saat pertama kali beroperasi tahun 2001 lalu, IPA tersebut hanya mampu menghasilkan air bersih 500 liter/detik. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kota Batam yang terus meningkat, tahun 2005 IPA tersebut ditambah hingga tahap IV sehingga produksi air dapat bertambah lebih dari empat kali lipat. Penambahan tersebut bahkan diresmikan oleh Wakil Presiden RI waktu itu, Jusuf Kalla.
[caption id="attachment_336322" align="aligncenter" width="550" caption="Dok Pribadi/Tandatangan RI2."]
Selain paling besar, Duriangkang juga merupakan IPA termodern yang dimiliki oleh Kota Batam. Untuk membubuhkan zat kimia agar lebih terukur dan tidak tercecer, operator air bersih di Kota Batam menggunakan streaming current monitor. Alat tersebut memungkinkan pembubuhan zat kimia dilakukan secara otomatis, tidak lagi secara manual oleh operator IPA.
IPA Duriangkang juga memiliki alat semi-otomatis yang dapat membersihkan sendiri tempat pengolahan air. Petugas hanya perlu memencet tombol tertentu untuk membuang lumpur hasil endapan dari air baku. Mereka tidak perlu menggosok IPA secara manual dengan menggunakan sikat khusus.
[caption id="attachment_336323" align="aligncenter" width="550" caption="Dok Pribadi/salah satu alat yang digunakan dalam proses pengolahan air."]
Selain itu, IPA Duriangkang juga dapat memantau ketersediaan air bersih melalui layar monitor. Melalui layer tersebut dapat terlihat berapa banyak air yang digunakan pelanggan, dan berapa banyak ketersediaan air yang ada di tanki. Bila sudah mencukupi, pasokan dihentikan, bila masih diperlukan pasokan akan ditambah.
[caption id="attachment_336324" align="aligncenter" width="550" caption="Dok Pribadi/ASalah satu alat yang digunakan untuk memantau ketersediaan air."]
Teknologi tersebut digunakan operator air bersih di Kota Batam, karena dulu saat pengecekan ketersediaan air bersih dilakukan secara manual – petugas naik ke atas tanki untuk mengecek ketersediaan air, pernah terjadi insiden yang tidak diinginkan. Air di tanki masih penuh, namun pasokan air terus dilakukan. Alhasil air meluap dan menggenangi daerah sekitar. Salah satu bangunan bahkan ada yang rusak, beruntung tidak sampai ada yang terluka.
TEMPAT BELAJAR DAN STUDI BANDING
Saat pertama kali berkunjung ke IPA Duriangkang, saya langsung takjub dengan hamparan air yang ada di sana. Sempat terpikir bagus juga untuk ajang narsis hehehe. Meski sebenarnya itu tidak bijak karena bukan tempat wisata, namun tempat untuk mengolah salah satu sumber kehidupan di Kota Batam.
Meski bukan tempat wisata, ada banyak orang yang hobi berfoto ria di IPA tersebut, terutama anak siswa SMA/SMK dan perguruan tinggi. Di sela kunjungan untuk mempelajari proses pengolahan air bersih, para remaja tersebut asik ber-selfie ria dengan latar belakang IPA Duriangkang.
[caption id="attachment_336326" align="aligncenter" width="550" caption="Dok Pribadi/Berfoto bersama."]
Beberapa instansi dari DPRD, kementerian, PDAM Kota lain juga ada beberapa yang mengabadikan diri mereka di IPA tersebut. Duriangkang memang cukup menarik banyak lembaga untuk melihat secara langsung bagaimana cara mengolah air bersih dengan menggunakan alat-alat yang modern. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H